Selasa, 05 Juni 2012

Teori Pembelajaran Skiner

Skinner mengembangkan filsafat ilmiah sebagai radical behaviorism. Teori belajar behavioristik ini menggunakan istilah seperti dorongan, motivasi dan tujuan untuk menjelaskan aspek tertentu dari perilaku manusia dan nonmanusia. Menurut Skinner aspek yang diamati dan diukur dari lingkungan, perilaku organisme dan dari konsekuensi perilaku itulah yang merupakan materi penting untuk penelitian ilmiah.

Anak Berbakat

Secara umum anak berbakat diartikan sebagai anak yang memiliki tingkatan IQ tinggi dan memiliki keterampilan tertentu. Menurut definisi yang dikemukakan Joseph Renzulli (1978), anak berbakat memiliki pengertian, “Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang tinggi.

Review Jurnal Kondisi Psikologis Siswa dalam Menghadapi UN

Latar Belakang dan Tujuan Penulis
Ujian nasional merupakan standar pengukuran sebuah pengakuan predikat kelulusan setiap jenjang pendidikan dasar sampai menengah. Hal ini diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 63 ayat (1) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

Minggu, 03 Juni 2012

TERAPI KONSELING REALITAS

TERAPI REALITAS 1 PENGANTAR Terapi realitas adalah suatu sistem yang difokuskan pada tingkah laku sekarang. Terapis berfungsi sebagai guru dan model serta mengonfrontasikan klien dengan cara yang bisa membantu klien menghadapi kenyataan dan memenuhi kebutuhan dasar tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain. Glasser mengembangkan terapi realitas dari keyakinannya bahwa psikiatri konvensional sebagaian besar berlandaskan asumsi yang keliru. 2 KONSEP-KONSEP UTAMA 1. Pandangan tentang Sifat Manusia Menurut terapi realitas, akan sangat berguna apabila menganggap identitas dalam pengertian “identitas keberhasilan” lawan “identitas kegagalan”. Menurut Glasser (1965, hlm. 9), basis dari terapi realitas adalah membantu para klien dalam memenuhu kebutuhan dasar psikologisnya, yang mencakup “kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk merasakan bahwa kita berguna baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain”. 2. Ciri-ciri Terapi Realitas Ada delapan ciri yang menentukan terapi realitas sebagai berikut. 1. Terapi realitas menolak konsep tentang penyakit mental. 2. Terapi realitas berfokus pada tingkah laku sekarang alih-alih pada perasaan-perasaan dan sikap-sikap. 3. Terapi realitas berfokus kepada saat sekarang, bukan pada masa lampau. 4. Terapi realitas menekankan pertimbangan nilai. 5. Terapi realitas tidak menekankan transferensi. 6. Terapi realitas menekankan aspek kesadaran, bukan aspek ketidaksadaran. 7. Terapi realitas menghapus hukuman. 8. Terapi realitas menekankan tanggung jawab 3 PROSES TERAPEUTIK 1. Tujuan-tujuan Terapeutik Glasser dan Zunin (1973) menekankan bahwa kriteria psikoterapi yang berhasil sangat bergantung pada tujuan yang ditentukan klien. Kriteria pencapaian tingkah laku yang bertanggung jawab dan pemenuhan tujuan klien menunjukkan bahwa klien mampu melaksanakan rencana secara mandiri dan tidak perlu treatment. 2. Fungsi dan Peran Terapis Terapis diharapkan memberikan pujian apabila para klien bertindak dengan cara yang bertanggung jawab dan menunjukkan ketidak setujuan apabila mereka tidak bertindak demikian. Fungsi penting lainnya adalah memasang batas, mencakup batas dalam situasi terapeutik dan batas yang ditempatkan oleh kehidupan seseorang. 3. Pengalaman Konseli dalam Terapi Klien dalam terapi realitas bukan orang yang telah belajar menjalani hidup secara bertanggung jawab, melainkan termasuk orang yang tidak bertanggung jawab. Setelah para klien membuat penilaian tertentu tentang tingkah lakuknya sendiri serta memutuskan bahwa mereka ingin berubah, mereka diharapkan membuat rencana yang spesifik guna mengubah tingkah laku yang gagal menjadi tingkah laku yang berhasil. 4. Hubungan antara Terapis dan Klien Menurut Glasser (1965,1969) serta Glasser dan zunin (1973) antara lain: 1. Terapi realitas berlandaskan hubungan atau keterlibatan pribadi antara terapis dan klien. 2. Perencanaan adalah hal yang esensial dalam terapi realitas. 3. Komitmen adalah kunci utama terapi realitas. 4. Terapi realitas tidak menerima dalih 4 PENERAPAN: TEKNIK-TEKNIK DAN PROSEDUR-PROSEDUR TERAPEUTIK 1. Teknik-teknik dan Prosedur-prosedur Utama Terapis bisa menggunakan beberapa teknik sebagai berikut: 1. Terlibat dalam permainan peran dengan klien; 2. Humoris; 3. Mengonfrontasikan klien dan menolak dalih apapun; 4. Membantu klien dalam merumuskan rencana yang spesifik bagi tindakan; 5. Bertindak sebagai model atau guru; 6. Memasang batas dan menyusun situasi terapi; 7. Menggunakan “terapi kejutan verbal”; 8. Melibatkan diri dengan klien dalam upaya mencari kehidupan yang lebih efektif; Penerapan pada Situasi-situasi Konseling Glasser dan zunin (1973, hlm. 307) bahwa teknik terapi realitas bisa diterapkan pada lingkup masalah behavioral dan emosional yang luas. Terapi realitas cocok untuk digunakan dalam terapi individual, kelompok, dan konseling perkawinan. Penerapan di Sekolah Glasser (1969) bahwa pendidikan bisa menjadi kunci pergaulan manusia yang efektif. Ia mengemukakan sebuah program untuk menghapus kegagalan, menitik beratkan pemikiran ketimbang kerja mengingat, memperkenalkan relevansi ke dalam kurikulum, mengganti hukuman dengan disiplin, menciptakan suatu lingkungan belajar dimana anak-anak bisa memaksimalkan pengalaman yang berhasil yang akan menuju pada identitas keberhasilan, menciptakan motivasi dan keterlibatan, membantu para siswa dalam mengembangkan tingkah laku yang bertanggung jawab dan membentuk cara untuk melibatkan orang tua dan masyarakat dengan sekolah.

TERAPI RASIONAL – EMOTIF

TERAPI RASIONAL – EMOTIF 1 PENGANTAR Terapi rasional-emotif (TRE) dikembangkan oleh Albert Ellis, TRE terpisah secara radikal dari beberapa sistem lain yang disajikan yakni, pendekatan psikoanalitik, eksistensial-humanistik, client centered dan Gestalt. TRE banyak kesamaannya dengan terapi-terapi yang berorientasi kognitif-tingkah laku-tindakan dalam arti menitik beratkan berpikir, menilai, memutuskan, menganalisis dan bertindak. TRE sangat didaktik dan sangat direktif serta lebih banyak berurusan dengan dimensi pikiran daripada dimensi perasaan. 2 KONSEP-KONSEP UTAMA 1. Pandangan tentang Sifat Manusia TRE adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. TRE menegaskan bahwa manusia memiliki sumber-sumber yang tak terhingga bagi aktualisasi potensi-potensi dirinya dan bisa mengubah ketentuan pribadi dan masyarakatnya. TRE menekankan bahwa manusia berpikir, beremosi, dan bertindak secara simultan. Jarang manusia beremosi tanpa berpikir, sebab perasaan biasanya dicetuskan oleh persepsi atas suatu situasi yang spesifuik. 2. TRE dan Teori Kepribadian TRE menekankan bahwa menyalahkan adalah inti sebagaian besar gangguan emosional. Oleh karena itu, jika kita ingin menyembuhkan orang yang neurotik atau psikotik, kita harus menghentikan penyalahan diri dan penyalahan terhadap orang lain yang ada pada orang tersebut. Ellis (1967, hlm.48), berpendapat sebagai berikut: 1. Gagasan bahwa sangat perlu bagi orang dewasa untuk dicintai atau disetujui oleh setiap orang yang berarti di masyarakatnya. 2. Gagasan bahwa seseorang harus benar-benar kompeten, layak dan berprestasi dalam segala hal jika seseorang itu menginginkan dirinya dihormati. 3. Gagasan bahwa orang-orang tertentu buruk, keji atau jahat dan harus dikutuk dan dihukum atas kejahatannya. 4. Gagasan bahwa lebih mudah menghindari daripada menghadapi kesulitan hidup dan tanggung jawab pribadi. 5. Gagasan bahwa merupakan bencana yang mengerikan apabila hal-hal menjadi tidak seperti yang diharapkan. 6. Gagasan bahwa ketidakbahagiaan manusia terjadi oleh penyebab-penyebab dari luar dan bahwa orang-orang hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan ksusahan dan gangguannya. 7. Gagasan bahwa masa lampau adalah diteminan yang terpenting dari tingkah laku seseorang sekarang dan bahwa karena dulu sesuatu pernah mempengaruhi kehidupan seseorang maka sesuatu itu sekarang memiliki efek yang sama. 3. Teori A-B-C tentang Kepribadian Teori A-B-C tentang Kepribadian sangat penting bagi teori dan praktek TRE. A adalah keberadaan suatu fakta, peristiwa, tingkah laku atau sikap seseorang. C adalah konsekuensi atau reaksi emosional seseorang, reaksi ini bisa layak dan bisa pula tidak layak. A (peristiwa yang mengaktifkan) bukan penyebab timbulnya C (konsekuensi emosional). Alih-alih B yaitu keyakinan individu tentang A yang menjadi penyebab C yakni reaksi emosional. Setelah A-B-C menyusul D membahas bahwa pada dasarnya D adalah penerapan metode ilmiah untuk membantu para konseling menantang keyakinan yang irasional yang telah mengakibatkan gangguan emosi dan tingkah laku. Karena prinsip-prinsip logika bisa diajarkan, prinsip-prinsip ini bisa digunakan untuk menghancurkan hipotesis yang tidak realistis dan tidak bisa diuji kebenarannya. Metode logikoempris ini bisa membantu para konseling menyingkirkan ideologi yang merusak diri. 3 PROSES TERAPEUTIK 1. Tujuan-Tujuan Terapeutik Proses terapeutik terdiri atas penyembuhan irasionalitas dengan rasionalitas karena individu pada dasarnya adalah makhluk rasional dan karena sumber kebahagiaannya adalah irasionalitas maka individu bisa mencapai kebahagiaan dengan belajar berpikir rasional. Proses terapi karenannya sebagaian besar adalah proses belajar mengajar. 2. Fungsi dan Peran Terapis Terapis menunjukkan kepada klien bahwa masalah yang dihadapinya berkaitan dengan keyakinan irasionalnya menunjukkan bagaimana klien mengembangkan nilai dan sikapnya dan menunjukkan secara kognitif bahwa klient telah memasukkan banyak “keharusan”,”sebaiknya” dan “semestinya” Ellis (1973a, hlm. 185) memberikan suatu gambaran tentang apa yang dilakukan oleh praktek TRE: (1)mengajak klien berpikir tentang beberapa gagasan dasar yang irasional yang telah memotivasi banyak gangguan tingkah laku, (2) menantang klien untuk menguji gagasannya, (3)menunjukkan kepada klien ketidaklogisan pemikirannya (4)menggunakan analisis logika untuk meminimalkan keyakinan irasional klien (5)menunjukkan bahwa keyakinan itu tidak ada gunanya dan bagaimana keyakinan akan menimbulkan gangguan emosional dan tingkah laku di masa depan (6)menggunakan absurditas dan humor untuk menghadapi irasionalitas pikiran klien (7)menerangkan gagasan irasional dapat diganti rasional yang memiliki landasan empiris (8)mengajari klien bagaimana menggunakan pendekatan ilmiah pada cara berpikir sehingga klien bisa mengamati dan meminimalkan gagasan yang irasional dan kesimpulan yang tidak logis sekarang maupun masa datang yang telah mengekalkan cara-cara merasa dan berprilaku yang merusak diri 3. Pengalaman Konseli dalam Terapi Umumnya peran klien dalam TRE mirip seorang siswa atau pelajar. Psikoterapi dipandang sebagai proses reedukatif dimana klien belajar menerapkan pikiran logis pada pemecahan masalah Proses Terapeutik difokuskan pada pengalaman klien pada saat sekarang. Pengalaman utama klien dalam TRE adalah mencapai pemahaman. TRE mengungkapkan tiga taraf pemahaman.Taraf pertama, klien menjadi sadar bahwa ada antesenden tertentu yang menyebabkan dia takut, pada Taraf pemahaman kedua,klien mengakui, mempercayai dan mengulang-ngulang, keyakinan irasional yang telah diterimanya. Taraf pemahaman ketiga terdiri atas penerimaan klien bahwa dia tidak akan membaik, juga tidak akan berubah secara berarti kecuali jika dia berusaha sungguh-sungguh dan berbuat untuk mengubah keyakinan irasionalnya dengan benar, melakukan hal yang bersifat kontropropaganda. 4. Hubungan antara Terapis dan Konseli Menurut Ellis (1973a, hlm. 196), para pempraktek rasional-emotif cenderung tampil informal dan menjadi dirinya sendiri. Mereka sangat aktif dan direktif serta sering memberikan pandangannya sendiri tanpa ragu. TRE menekankan toleransi penuh dan penghormatan positif tanpa syarat dari terapis terhadap kepribadian klien dalam arti terapis menghindari sikap menyalahkan klien. Terapis secara sinambung menerima klien sebagai manusia yang pantas dihormati, karena keberadaannya, dan bukan karena apa yang dicapainya. 4 PENERAPAN: TEKNIK-TEKNIK DAN PROSEDUR-PROSEDUR TERAPEUTIK 1. Teknik-teknik dan Prosedur-prosedur Utama TRE Teknik TRE yang esensial adalah mengajar secara aktif-direktif. Segera setelah terapi dimulai, terapis memainkan peran sebagai pengajar yang aktif untuk mereeduksi klien. Terapis menunjukkan penyebab ketidak logisan gangguan yang dialami klien dan verbalisasi diri yang telah mengekalkan gangguan dalam hidup klien. Dalam memelihara semangat didaktik, penggunaan aktivitas “melaksanakan pekerjaan rumah” telah dimasukkan sebagai bagian yang integral dari praktek TRE (Ellis, 1973a, hlm. 192-195; 1974, hlm. 322-325). Teori yang menopang pelaksanaan pekerjaan rumah dalam TRE adalah bahwa karena orang-orang biasa mengatakan kepada diri sendiri kalimat irasional yang menciptakan gangguan emosional, maka mereka mengkondisikan diri dengan proses berpikir dan pembayangannya sendiri. Menurut Ellis, para klien telah mempraktekkan verbalisasi diri yang menimbulkan gangguan emosional dan tingkah laku, dan pelaksanaan pekerjaan rumah mendorong mereka untuk mempraktekkan pengondisian balik dengan seperangkat keyakinan yang rasional. 2. Penerapan pada Terapi Individual Ellis (1973a, hlm. 193) menyatakan bahwa orang yang mengalami gangguan emosional yang berat sebaiknya menjalani terapi idividual maupun kelompok dalam periode tujuh bulan sampai satu tahun agar memiliki kesempatan untuk mempraktekkan apa yang sedang mereka pelajari. Pada dasarnya, pertemuan ini terdiri atas pemberian penerangan mengenai metode A-B-C untuk memahami gangguan emosional, penunjukan dalil-dalil yang irasional yang mendasari masalah, dan pengajaran tentang bagaimana mulai bekerja dan melakukan penukaran gagasan yang irasional dengan yang rasional. 3. Penerapan pada Terapi Kelompok Dalam setting kelompok, para anggota juga memiliki kesempatan untuk menjalani latihan asertif, permainan peran dan berbagai kegiatan pengambilan resiko lainnya. Pada tahap permulaan, prosedur emotif-evokatif tidak digunakan, dan tidak pula diusahakan pemecahan masalah dan pembuatan putusan. Pada tahap selanjutnya, masalah pribadi yang terdalam dari para anggota dieksplorasi dengan prosedur kognitif.

HUBUNGAN KELUARGA DG KESEHATAN MENTAL

HUBUNGAN KELUARGA DG KESEHATAN MENTAL PENGERTIAN KELUARGA “Kelompok keluarga apapun berhubungan satu dengan lain secara biologis, emosi, atau hukum.” (Pequegnat & Bray, 1997) TUJUAN MEMPELAJARI KELUARGA 1.Keluarga merupakan unit hubungan yang paling dasar dan merupakan lingkungan sosial yang erat dalam masyarakat. 2. Keluarga merupakan sumber utama dalam kepercayaan kesehatan, tingkah laku yang berhubungan dengan kesehatan, stress, dan penyokong emosi. 3.Keluarga mempunyai pengaruh utama dalam kesehatan fisik dan mental tiap anggota keluarga (Doherty & Champbell, 1998) 4. Mengerti bagaimana pengaruh kesehatan dalam keluarga akan membantu dokter dalam bekerja lebih efektif terhadap pasien dan keluarga. 5. Spesialis kedokteran keluarga adalah pekerjaan yang unik dengan penekanan pada perawatan kesehatan di atas siklus kehidupan Keluarga dengan kepaduan tinggi vs kepaduan rendah 1. Kepaduan tinggi=”pengekangan”=overproteksi,terlalu keras, pencegahan konflik 2. Kepaduan rendah=”tidak terikat”=tidak ada perbedaan dalam hal yang berkaitan dengan orang tua, tanpa sosok ayah, kondisi hidup yang buruk, konflik keluarga yang terus-menerus Tekanan stres dan Kesehatan Keluarga A. Skala Kejadian Hidup (Holmes & Rahe, 1967) 1. 10 dari 15 kejadian yang paling membuat stres adalah kejadian keluarg 2. Studi prospektif dan retrospectif yang memakai skala ini menunjukkan bahwa dalam peningkatan kejadian stres dalam hidup mendahului perkembangan perluasan jangkauan dari penyakit-penyakit yang berbeda. 3. Penelitian dalam bidang psikoimunologi terlihat bahwa stres dapat menurunkan imunitas dan membuat individu lebih mudah terkena penyakit- penyakit yang berbeda, termasuk infeksi Pengaruh perceraian yang kuat terhadap keluarga 1. Pengaruh kuat yang utama dalam kesehatan dan keadaan yang baik dari semua anggota keluarga 2. Pengaruh hubungan orang tua-anak, latihan mengasuh dan keefektifan, konflik keluarga, pendapatan keluarga dan tempat tinggal, memperpanjang hubungan keluarga, dan hubungan sebaya dan sosial. 3. Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa dinikahi dihubungkan dengan penghasilan yang lebih baik, menyeluruh, dan masalah kesehatan yang lebih sedikit dibandingkan diceraikan atau sendiri (Somers, 1979) a. Bagaimanapun juga, anak-anak mungkin lebih stabil, tempat tinggal perceraian lebih baik daripada dalam keadaan tidak bahagia, konflik yang tinggi, rumah yang utuh (Hetherington, et al., 1978 e. Berdasarkan “periode pertimbangan yang mendalam” sebelum berpisah, dokter dapat mempromosikan metode kesehatan menghadapi stres, mengajarkan orang tua bagaimana berhubungan dengan anak-anak mereka yang memaksimalkan yang dihadapi, dan menyesuaikan penyerahan untuk bimbingan jika diperlukan. f. Penilaian awal, campur tangan, dan, jika dibutuhkan, penyerahan bimbingan dapat mencegah kesulitan dalam perpisahan perkawinan dan perceraian. Reaksi orang dewasa terhadap perceraian 1. Tahun pertama setelah perceraian mempunyai tingkat stres yang tinggi. 2. Para laki-laki dan para wanita sering melaporkan penurunan harga diri,kehilangan kontrol,kesendirian,dan keterisolasian. 3. Sering mengunjungi dokter berkaitan dengan pemenuhan kelelahan, gejala somatis lainnya dan gejala depresi Gangguan kesehatan adalah peramal sosiodemografi tunggal paling kuat pada penyakit fisik yang berkaitan dengan stres. 1) Individu yang terpisah memiliki lebih dari 30% penyakit-penyakit akut 2) Laki-laki yang bercerai meningkatkan rata-rata bunuh diri dan menjadi korban kekerasan. 3) Fungsi imunitas berkurang (Kiecolt-Glaser, et al., 1987 Pengaruh perceraian pada anak-anak Pengaruh yang bermacam-macam tergantung oleh jumlah faktor termasuk: 1) Jenis kelamin anak-anak, umur anak- anak, jangka waktu sejak perceraian,hubungan keluarga setelah perceraian,dan faktor-faktor sosioekonomi (Bray, et al.,1999) 2) Biasanya lebih sulit untuk anak-anak laki-laki daripada anak-anak perempuan yang dapat berlangsung selama 4-7 tahun setelah perceraian, terutama jika penjagaan ibu yang tinggal sendiri. 3). Anak-anak di bawah 3 tahun mengalami kemunduran dalam tingkah laku (ngompol),umur 4-6 tahun mengalami kemunduran, menjadi anak yang merengek dan nempel terus dengan orang tuanya, umur 6- 10 tahun sedih dan kecewa dan merasa bertanggung jawab terhadap perceraian dan mempunyai khayalan-khayalan, umur 12-18 bereaksi dengan cara marah, kebencian, dan permusuhan dan biasanya tidak menyalahkan diri sendiri dalam hal perceraian. 4) Membutuhkan 2 tahun untuk penyesuaian dan kestabilan untuk kembali

ANALISIS TRANSAKSIONAL

ANALISIS TRANSAKSIONAL 1 PENGANTAR Pendekatan ini dikembangkan oleh Eric Berne, berlandaskan teori kepribadian berkenaan analisis struktural dan transaksional. Menyajikan kerangka analisis terhadap tiga kedudukan ego terpisah yakni, ego orangtua, ego dewasa dan ego anak. 2 KONSEP-KONSEP UTAMA 1. Pandangan tentang sifat manusia AT berakar pada filsafat anti deterministik dan menekankan bahwa manusia sanggup melampaui pengondisian dan pemrograman awal. Orang-orang dipengaruhi oleh pengharapan-pengahrapan dan tuntutan dari orang lain sehingga keputusan akan dibuat ketika mereka sangat bergantung pada orang lain. Tetapi,keputusan tersebut dapat dipertimbangkan kembali dan dapat dibatalkan ketika keputusan tersebut tidak layak, bisa digantikan dengan keputusan baru. 2. Perwakilan-perwakilan Ego AT merupakan terapi yang berpijak bahwa teori kepribadian memiliki tiga pola tingkah laku atau ego yang terpisah yakni ego orangtua, ego dewasa, dan ego anak.  Ego orang tua Bagian kepribadian dari substitut orang tua. Ketika ego orangtua kita alami, maka yang terjadi adalah kita dapat memahami perasaan dan tindakan orangtua kita dalam situasi tersebut. Biasanya disertai kata “harus” dan “semestinya”. Orangtua yang muncul dalam diri kita adalah “pemelihara” atau “pengkritik”.  Ego Orang Dewasa Bagian dari kepribadian yang tidak emosional dan tidak menghakimi, namun menangani fakta dan kenyataan eksternal. ego orang dewasa dapat memberikan solusi yang paling baik dalam masalah tertentu.  Ego anak Berisi perasaan, dorongan, dan tindakan spontan. Ada tiga “anak” yang ada dalam diri kita, antara lain: “anak alamiah”, anak yang impulsif,tak terlatih,spontan, dan ekspresif. “profesor cilik” kearifan asli dari seorang anak,bagian ego anak yang intuitif,manipulatif, dan kreatif. “anak yang disesuaikan” merupakan modifikasi anak alamiah. Modifikasi dihasilkan oleh pengalaman traumatik,tuntutan latihan. 3. Skenario-skenario kehidupan dan posisi-posisi psikologis dasar Empat posisi dasar dalam hidup menurut konsep AT: 1. Saya OK – kamu OK (posisi yang paling sehat, dua orang merasa pemenang dan dapat menjalin hubungan terbuka secara langsung) 2. Saya OK – kamu tidak OK 3. Saya tidak OK – kamu OK 4. Saya tidak OK – kamu tidak OK 4. Kebutuhan manusia akan belaian Belaian yang positif adalah yang bisa berbentuk ungkapan afeksi atau pengharapan, bisa disalurkan melalui kata-kata,elusan, pandangan atau mimik muka. Belaian yang negatif oleh orangtua yang mengirimkan pesan “kamu tidak OK” mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan anak, timbul pengecila,penghinaan, namun disisi yang lain banyak yang merasa lebih baik mendapatkannya dari pada tidak menerima sama sekali karena itu berarti diabaikan. 5. Permainan-permainan yang kita mainkan AT memandang permainan sebagai penukaran belaian yang menyebabkan berlarutnya perasaan tidak enak. Namun disisi yang lain permainan dapat menyadarkan seseorang tentang perasaan-perasaan yang mewakili masing-masing ego dan jika mereka merasa ingin mendapat belaian, mereka bisa memberikan pada orang lain alih-alih pada dirinya sendiri. 6. Tujuan-tujuan terapeutik Membantu konseli membuat keputusan-keputusan baru yang menyangkut tingkah lakunya saat ini dan arah hidupnya. Berne (1964) menyatakan bahwa tujuan utama AT adalah pencapaian otonomi yang diwujudkan oleh penemuan tiga karakteristik, yaitu kesadaran,sppontanitas, dan keakraban. 7. Fungsi dan peran terapis Tugas terapis adalah membantu konseli memperoleh perangkat yang diperlukan bagi perubahan,mendorong dan mengajari konseli agar mempercayai ego orang dewasanya sendiri. 8. Pengalaman konseli dalam terapi Konseli harus sanggup memahami dan menerima suatu kontrak terapi yang berisi pernyataan spesifik dan konkrit tentang sasaran yang hendak dicapai konseli dan kriteria ketika dapat disebut sasaran efektif. Peran konseli memahami tiga ego diatas kemudian mempelajari dan menggunakan masing-masing ego secara tepat. 9. Hubungan antara terapis dan konseli Menurut penilaian Harris (1967, hlm. 230) pada diri terapis, konseli harus menemukan “seorang manusia yang berminat memajukan pengetahuan pasien tentang dirinya sendiri dalam seketika sehingga secepat mungkin, pasien bisa menjadi analis bagi dirinya sendiri”. 3 PENERAPAN:TEKNIK-TEKNIK DAN PROSEDUR TERAPEUTIK 1. Penerapan pada kelompok Dalam setting kelompok, setiap individu mengamati perubahan yang ada pada orang lain yang memberi mereka kebebasan untuk memilih, paham tentang struktur dan fungsi kepribadian mereka sendiri dan cara berinteraksi dengan orang lain. 2. Prosedur-prosedur terapeutik Analisis struktural adalah alat yang bisa membantu konseli agar sadar atas isi dan fungsi ego orangtua, ego orang dewasa, dan ego anaknya. Dua tipe masalah yang berkaitan dengan struktur kepribadian diselidiki melalui analisis struktural yakni pencemaran dan penyisihan. Pencemaran terjadi jika isi perwakilan ego yang satu bercampur dengan isi perwakilan ego yang lainnya. penyisihan terjadi ketika batas-batas perwakilan ego terpulihkan dan tidak lagi tercemari oleh kedua perwakilan yang lainnya. Analisis Transaksional. Penjabaran atas analisis ketika interaksi terjadi,ada tige tipe transaksi,yakni komplementer, menyilang, dan terselubung. Transaksi komplementer terjadi ketika satu pesan dari perwakilan ego seseorang memperoleh respons yang diprakirakan dari perwakilan ego orang lain. Transaksi menyilang terjadi ketika respons yang tidak diharapkan diberikan suatu pesan melalui ego yang tidak tepat dalam pemberiannya (misal ego anak direspon dengan ego orangtua). Transaksi terselubung merupakan transaksi kompleks, terdapat lebih dari satu perwakilan ego terlibat dalam penyampaian pesan terselubung pada orang lain. Teknik-teknik yang lainnya antara lain metode-metode diktaktik, konselor atau terapis harus mengajarkan perwakilan masing-masing ego secara tepat dan bersumber pada literatur-literatur yang ada. Teknik kursi kosong, teknik permainan peran, pencotohan keluarga, analisis upacara,hiburan dan permainan, analisis permainan dan ketegangan,serta analisis skenario.

Peran dan fungsi konselor di lingkup sekolah

sekolah merupakan wilayah kerja yang utama bagi lulusan program pendidikan dan bimbingan konseling. Semua lini pendidikan telah mengupayakan peningkatan mutu Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan dapat bekerja secara profesional. Bukan hanya di negara Kita semua negara bagian mensyaratkan konselornya bekerja di lingkup sekolah umum jenjang menengah pertama dan atas,bahkan mulai jenjang sekolah dasar (kalau ini nampaknya di negara kita belum terealisasi secara optimal). namun aktivitas dan peran konselor dalam sekolah yang satu dengan yang lainnya berbeda. Walaupun demikian,terdapat sejumlah pengaruh umum yang menentukan peran dan fungsi konselor, diantaranya konstanta pofesional, mengindikasikan apa yang tepat dan tidak untuk peran konselor, mencakup garis pedoman akreditasi,dan harapan dari program pelatihan profesional. sikap-sikap konselor, nilai yang di anut, dan pengalaman di dalam dan di luar pekerjaannya dapat mempengaruhi cara pandang terhadap konseling. mari kita memulai dari diri kita sendiri, dan berlatih terus - menerus untuk bisa menjadi konselor profesional yang di cintai oleh murid-muridnya. mari kita rubah pemikiran tentang konselor atau guru BK adalah polisi sekolah, sehingga kita mampu mengantarkan konseli kita dalam pencapaian tahapan perkembangan secara optimal..

ADAPTASI-ADAPTASI PSIKOANALISIS: PARA NEO FREUDIAN

1. Carl Jung Jung memiliki pandangan optimis dan kreatif tentang manusia, menekankan tujuan aktualisasi diri. Carl Jung mencetuskan tentang: a) Ketaksadaran personal meliputi pengalaman pada suatu saat disadari tetapi kemudian direpresi dan terlupakan. b) Ketaksadaran kolektif merupakan warisan ingatan rasial yang signifikan diturunkan dari satu generasi ke berikutnya, yang dapat diungkap melalui penafsiran simbolik atas mimpi-mimpi. c) Persona merupakan topeng dalam merespons situasi dan tuntutan sosial. d) Animus dan anima, animus adalah sisi maskulin yang dimiliki wanita, sedangkan anima adalah sisi feminin yang dimiliki pria. e) Dua sikap: ekstraversi dan introversi. Sikap ekstravet mengarahkan seseorang pada dunia eksternal dan objektif, sedangkan introvet kebalikannya. f) Empat fungsi psikologis dasar meliputi: tipe berpikir, tipe perasa, tipe pengecap, tipe intuitif. 2. Alfred Adler Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial. Pusat kepribadian adalah kesadaran, bukan ketaksadaran. Alfred Adler mencetuskan tentang: a) inferioritas dasar dan kompensasi. Individu mengatasi ketidakberdayaannya dengan berkompensasi, mengembangkan gaya hidup yang memungkinkan tercapainya keberhasilan. b) usaha untuk mencapai superioritas. c) gaya hidup. Untuk mencapai superioritasnya, sebagian orang mengembangkan inteleknya.d) pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak menurut adler susunan dalam keluarga bisa memperkuat perasaan rendah diri pada anak. 3. Otto Rank Otto Rank menjelaskan tentang:a) ketakutan pada penyapihan sebagai kekuatan dinamis utama, hal ini menyebabkan kecemasan yang bisa mempengaruhi individu sepanjang hidupnya. b) perjuangan untuk individualitas. c) konsep keinginan. d) tiga tipe karakter orang yaitu, orang rata-rata, orang neurotik, orang kreatif. 4. Karen Horney Karen Horney percaya bahwa psikoanalisis perlu dikembangkan keluar dari keterbatasan psikologi yang berlandaskan naluri. Tema dasar dari Horney adalah kecemasan dasar. Menurut Horney ada sepuluh kebutuhan neurotik, hal ini disebabkan oleh kualitas kebutuhannya kompulsif, tidak pernah terpuaskan, dan sifatnya tidak realistis. Horney juga membagi individu kedalam tiga tipe karakter yaitu: tipe penurut,tipe memisahkan diri, tipe agresif. 5. Erich Fromm Fromm diidentifikasi dengan teori sosial psikologis.Orang-orang bisa menyatukan diri dengan orang lain melalui belajar bagaimana mencintai. Manusia memiliki lima kebutuhan antara lain: kebutuhan akan berhubungan,kebutuhan akan transendensi, kebutuhan akan kemantapan,kebutuhan akan identitas,kebutuhan akan kerangka orientasi. Fromm mengenali lima tipe karakter yaitu: orientasi reseptif, orientasi eksploitatif, orientasi menimbun,orientasi pasar,orientasi produktif. 6. Harry Stack Sullivan Kepribadian mengejawantahkan dirinya dalam tingkah laku individu dalam hubungannya dengan orang lain. Sistem diri terbentuk sebagai ancaman terhadap rasa aman. Menurut Sullivan ada tiga corak pengalaman yang terlibat dalam pembentukan ego, yakni: corak protaktis, corak parataksis,corak sintaksis. Kepribadian dibentuk melalui tahap perkembangan tertentu yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa kanak-kanak akhir, praremaja, remaja awal, remaja akhir dan kematangan. 7. Erik Erikson Menurut Erikson dalam lima tahun pertama kehidupan ada tiga tahap antara lain, yang berhubungan dengan fase oral adalah mengembangkan rasa percaya pada diri dan dunia, yang bersesuaian dengan fase anal adalah masa periode kanak-kanak awal yang disebut tahap otonomi, tahap ketiga fase falik adalah tahap inisiatif. Setelah lima tahun pertama terlewati ada lima tahapan nerikkutnya antara lain: idustri lawan inferioritas pada masa latensi, identitas lawan kekacauan peran pada masa remaja, keakraban vs isolasi pada masa dewasa muda, kesuburan vs stagnansi pada masa dewasa, intergritas ego vs keputusasaan pada masa kematangan akhir.

Rabu, 30 Mei 2012

Implementasi Manajemen Mutu melalui Konsep MPMBS

MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah) yaitu sebagai model desentralisasi dalam bidang pendidikan, khususnya untuk pendidikan dasar dan menengah sebagai model yang mempermudah pencapaian tujuan pendidikan.

Kecemasan

Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990). Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).

Senin, 14 Mei 2012

Perilaku submisif, agresif dan asertif

Dalam menaiki jenjang karir salah satu yang dihadapi adalah bagaimana membangun sikap yang tegas, tetapi tidak ditafsirkan menyerang orang lain. Bisa berkata tidak, tanpa melukai siapapun. Asertifitas ini bukan sekedar bicara, tapi lebih luas lagi

Sabtu, 12 Mei 2012

Cara Menghindari Stress

Perasaan stress sering kali menjadi musuh dalam selimut. Perasaan ini datang tiba-tiba dan sering sulit dikendalikan. Tapi bila tidak, stress dapat memicu timbulnya berbagai penyakit di kemudian hari. Salah satunya yang banyak diidap orang adalah penyakit jantung, darah tinggi dan stroke. Ibarat sedia payung sebelum hujan, ada baiknya kita menghindari srtess dengan cara berikut.

Albert bandura

Albert Bandura lahir pada 4 Desember 1925 dikota Mundare bagian selatan Kanada. Ia mulai sekolah dasar hingga sekolah menengah disekolah yang sederhana dengan fasilitas yang kurang tapi dengan hasil yang rata-rata sangat memuaskan. Setelah selesai SMA, dia bekerja di perusahaan penggalian di jalan raya Alaska Highway di Yukon. Dia menikah dengan Virginia Varns seorang instruktur sekolah perawat yang ditemuinya saat ia masih di Iowa. Dan mereka dikaruniahi dua orang putri.

Pendidikan karakter

Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.

Bimbingan dan Konseling

A. Bimbingan dan Konseling a) Pengertian Bimbingan Bimbingan berasal dari kata guidance yang berarti menunjukkan, memimpin, menuntun, mengatur, mengarahkan, memberi nasehat. Bimbingan diartikan sebagai proses memberi bantuan orang-perorangan untuk memahami diri dan lingkungan hidup.

Jumat, 11 Mei 2012

Teori Keprinadian Allport

Pada dasarnya setiap manusia memilki kepribadian yang berbeda anatara yang satu dengan yang lain. Pengertian kepribadian secara umum ini adalah tentang perilaku yang ada dalam diri seseorang dan mempunyai karakteristik / watak tersendiri dalam kehidupannya. Dalam ilmu Psikologi, kepribadian dapat diartikan sebagai suatu studi empiris yang terus-menerus, dengan maksud bagaimana kita mengerti pola tingkah laku manusia, bukan untuk digeneralisasi, tapi untuk mengetahui sejauh mana orang itu berbeda satu dengan yang lain.

Konselng Keluarga

Salah satu bentuk permasalahan yang dapat dibantu dengan konseling keluarga dapat diuraikan contoh kasus dan identifkas penyelesaannya. Klien adalah seorang wanita berusia 26 tahun yang telah menikah selama kurang lebih 6 bulan. Hubungan klien dengan suami tidak direstui oleh keluarga (orangtua). Klien sekarang tinggal di kota A bersama suami, sementara keluerga klien yang lain berada di luar kota. Masalah dialami klien setelah tahu suami berselingkuh. Suami klien sering bertindak kasar pada fisik klien. Klien ingin membalas dendam pada suami dengan berhubungan juga dengan pria lain. Berdasarkan penjajakan oleh konselor, klien tidak melayani sang suami secara baik, sering bertingkah laku egois, dan juga klien kurang dapat menghargai suaminya.

PERAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN MENTAL ANAK

Peran keluarga sangat penting dalam upaya mengembangkan kesehatan mental anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya, yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.
Syamsu Yusuf (Dosen UPI) dalam artikelnya yang berjudul ” Mengembangkan kesehatan mental berbasis keluarga ” menyatakan bahwa agama memberikan petunjuk tentang tugas dan fungsi orang tua dalam merawat dan mendidik anak, agar dalam hidupnya berada dalam jalan yang benar, sehingga terhindar dari malapetaka kehidupan, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak (kandungan Alquran, Surat Attahrim:6). Rasulullah saw. dalam salah satu hadisnya bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tauhiidulllah), karena orang tuanyalah anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (H.R. Bukhari & Muslim, dalam Panitia Mudzakarah Ulama, 1988).

Gaya Belajar

Kita tidak bisa memaksakan seorang anak harus belajar dengan suasanan dan cara yang kita inginkan karena masing masing anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.

Banyak anak menurun prestasi belajarnya disekolah karena dirumah anak dipaksa belajar tidak sesuai dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajar mereka masing-masing.

perlu konseling karier,,,,("_")

Menurut sebuah situs konsultasi karier, jika salah satu dari situasi di bawah ini terjadi pada Anda, sudah saatnya Anda berkonsultasi dengan konsultan karier. Adapun hal-hal yang terjadi adalah:

Rabu, 02 Mei 2012

TERAPI KONSELING GESTALT

TERAPI GESTALT Terapi Gestalt dikembangkan oleh Frederick Perls berpijak pada indivvidu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi, karena terapi Gestalt berfokus pada apa dan bagaimana-nya tingkah laku, dan pengalaman disini-dan-sekarang dengan memadukan bagian kepribadian yang terpecah dan tak diketahui. A. KONSEP-KONSEP UTAMA 1. Pandangan tentang sifat manusia Dalam terapinya, pendekatan gestalt berfokus pada pemulihan kesadaran serta pada pemaduan polaritas dan dikotomi dalam diri. Pandangan Gestalt adalah individu sanggup memikul tanggungjawab pribadi dan sepenuhnya sebagai pribadi yang terpadu. 2. Saat Sekarang Menurut perls, jika individu-individu memyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terpaku pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan dalam memikirkan masa depan dihantui oleh “pengharapan katastrofik berbagai hal buruk yang akan terjadi oleh pengharapan anastrofil berbagai hal menakjubkan yang akan timbul” (perls,1969a, hlm.30). mereka menutup kesenjangan saat sekarang dan hari kemudian dengan resolusi-resolusi, rencana-rencana, dan visi-visi alih-alih hidup pada saat sekarang. Untuk membantu konseli membuat kontak saat ini, konselor lebih suka mengajukan pertanyaan “apa” dan “bagaimana”. Menurut Perls pertanyaan “mengapa” yang dilontarkan konseli mengarah pada pemikiran yang tak berkesudahan tentang masa lampau dan membangkitkan penolakan masa kini. Mereka terperangkap dalam pusaran resolusi dan merasionalisasi keadaan setengah mati yang mereka jalani. 3. Urusan yang Tak Selesai Mencakup perasaan tak terungkap yang diasosiasikan dengan ingatan dan fantasi tertentu yang tetap tinggal pada latarbelakang dan dibawa hingga sekarang. Menurut perls pengungkapan rasa sesal merupakan suatu keharusan. Rasa sesal yang tidak terungkapkan seringkali berubah menjadi perasaan berdosa. B. PROSES TERAPEUTIK 1. Tujuan-tujuan terapi Menurut Perls (1969a, hlm.29), sasaran terapi adalah menjadikan pasien tidak bergantung pada orang lain, menjadikan pasien bisa melakukan banyak hal daripada yang dia kira. Tujuan terapi adalah membantu konseli agar menjalani hidup lebih penuh, kemudian membantu konseli untuk menemukan pusat dirinya. Sasaran utama terapi gestalt adalah pencapaian kesadaran. 2. Fungsi dan Peran Terapis Teapi Gestalt fokus pada perasaan konseli, kesadaran atas saat sekarang, pesan-pesan tubuh, dan penghambat kesadaran. Tugas terapis membantu konseli melaksanakan peralihan dari dukungan eksternal pada dukungan internal dengan menentukan letak jalan buntu serta membantu konseli menembus jalan buntu. Salah satu fungsi penting yang harus diperhatikan terapis adalah memberi perhahtian pada bahasa tubuh konselinya. 3. Pengalaman konseli dalam terapi Konseli harus aktif dalam konseling terapi Gestalt ini. Terapis mengonfrontasikan konselinya dengan cara-cara mereka saat ini yang menghindari tanggung jawab mereka serta meminta mereka agar mebuat keputusan kelanjutan terapi, tentang apa yang ingin mereka pelajari dari terapi dan bagaimana mereka menggunakan waktu terapinya. Konseli dalam terapi Gestalt adalah partisipan-partisipan aktif yang membuat penafsiran dan maknanya sendiri. Merekalah yang mencapai peningkatan kesadaran dan menentukan apa yang akan dan tidak akan dilakukan dalam proses belajarnya. 4. Hubungan antara Terapis dan Konseli Terapis secara aktif berbagi persepsi-persepsi dan pengalaman-pengalaman saat sekarang ketika dia menghadapi konseli disini dan sekarang. Disamping itu terapis memberi umpan balik, berkaitan dengan apa yang dilakukan konseli melalui tubuhnya. Umpan balik memberi alat pada konseli untuk mengembangkan kesadaran atas yang mereka lakukan. Terapis menghadapi konseli dengan reaksi jujur dan menentang manipulasi konseli tanpa menolak konseli sebagai pribadi. Terapis bersama konseli mengeksplorasi ketakutan-ketakutan, pengharapan-pengharapan katastrofik, penghambatan-penghambatan dan penolakan-penolakan konseli. C. PENERAPAN: TEKNIK-TEKNIK DAN PROSEDUR TERAPEUTIK Teknik-teknk Terapi Gestalt Permainan Dialog Terapis Gestalt menaruh perhatian besar bagi pemisahan antara “top dog” dan “underdog”. Top dog itu adil,otoriter,moralistik,menuntut,berlaku sabagai majikan dan manipulatif. “Orang tua yang kritis” mengusik dengan kata-kata “harus” dan “sewajibnya”. Sedangkan underdog memainkan peran sebagai korban, defensif, membela diri,tak berdaya,lemah dan tak berkekuasaan. Top dog dan underdog terlibat dalam pertarungan sengit untuk memperoleh kendali. Teknik kursi kosong Teknik kursi kosong adalah salah satu cara mengajak konseli mengeksternalisasi introyeksinya. Dalam teknik ini dua kursi diletakkan ditengah ruangan. Konseli disuruh duduk pada salah satu kursi yang memerankan topdog kemudian pindah kekursi lain sebagai underdog. Melalui teknik ini introyeksi muncul kepermukaan dan konseli mengalami konflik secara penuh. Konflik bisa diselesaikan melalui penerimaan dan integrasi kedua sisi kepribadian konseli. Penerapan dalam terapi Individual dan Kelompok Terapi individual dilaksanakan dalam bentuk kurang murni, ditandai dialog antara konseli dengan terapis. Polster dan Polster (1973) dan Kempler (1973) menghimbau agar terapis aktif, membuka diri, dan melibatkan pendekatan manusiawi.Terapi kelompok memberi kebebasan yang lebih besar untuk berinteraksi secara spontan, dan terapis bisa merangsang interaksi antar anggota. D. Penerapan di Sekolah: Proses Belajar-mengajar Brown (1971) memperlihatkan cara penerapan pendekatan Gestalt pada situasi belajar-mengajar yang menghasilkan perubahan tingkah laku positif pada siswa dan menunjukkan penerapan gestalt tidak hanya membuat siswa menjadi lebih baik, tetapi juga membantu mereka memperluas hubungan antarmanusianya. Sumber rujukan: Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.

Perkembangan Bimbingan Konseling di Amerika

 Tokoh Bimbingan Konseling di Amerika dan beragam usaha yang dilakukan No Tokoh yang mempelopori Usaha yang Dilakukan 1 George Merril Mendirikan sekolah The California School of Mechanical Art 2 Frank Parson Mendirikan biro yang bertujuan membantu efesiensi kerja dan menemukan istilah “Vocational Guidance” serta mengusulkannya menjadi salah satu kurikulum sekolah 3 Jesse B. Davis Sebagai kepala sekolah di Central High School di Detroit, beliau member kuliah mengenai Bimbingan konseling 5 Eli Wever Memberikan pendidikan Bimbingan konseling di New York 6 John Brewer Memberikan pendidikan Bimbingan konseling di Universitas Harvard 7 Cliffort Bears Menulis buku “A mind that found myself” 8 Willian healy Mendirikan klinik anak-anak 9 Munsterberg Memperkenalkan teknik analisa jabatan  Rincian Perkembangan gerakan Bimbingan konseling di Amerika 1. Gerakan dalam bimbingan jabatan Gerakan ini dimulai oleh George Merril pada tahun 1895 dengan mendirikan sekolah The California School of Mechanical Art kemudian dilanjutkan oleh Frank Person dengan Vocational Guidance di Boston tahun 1908. Tapi sebelum itu, Jesse B. davis pada tahun 1907 memusatkan perhatiannya pada usaha konseling di bidang jabatan dan pendidikan jabatan di Central High School Detroit. Eli wever mengorganisasikan layanan di New York City Vocational Guidance Survey. 2. Gerakan kesehatan mental Gerakan ini dipelopori oleh Cliffort Bears dengan menulis buku “A mind that found myself” pada tahun 1909. Dengan buku ini didirikan sebuah klinik kesehatan mental di berbagai perguruan tinggi. 3. Gerakan bimbingan Kanak-kanak Gerakan ini dipelopori oleh Willian Healy pada tahun 1909 didirikan klinik anak-anak di Chicago. 4. Kegiatan personal Work Kegiatan ini dipelopori oleh Munsterberg dari universitas Harvard yang bekerjasama dengan perusahaan mobil di Boston, memperkenalkan teknik analisa jabatan. 5. Gerakan penyelenggaraan test yang berkembang pada masa Perang Dunia I, yang diarahkan pada pengukuran kemampuan mental seseorang dalam mengikuti wajib militer.

Senin, 30 April 2012

Isi , metode dan alat pendidikan

A.Isi dan bahan Pendidikan Isi Pendidikan adalah bahan atau materi pendidikan yang diberikan kepada peserta didik. Isi pendidikan erat kaitannnya dengan tujuan pendidikan. Misalnya tujuan pendidikan meningkatkan ilmu pengetahuan maka isi pendidikannya seputar ilmu pengetahuan. Jika tujuan pendidikan membentuk kepribadian dan pemilikan nilai maka isi pendidikan berupa nilai-nilai dan norma dalam masyarakat. Bila tujuan pendidikan membentuk keterampilan maka isi pendidikan berupa keterampilan tertentu. Dalam lingkungan pendidikan isi pendidikan dibentuk dalam kurikulum . Isi kurikulum tergantung pada tingkatan pengembangan kurikulum baik tingkat sekolah maupuntingkat bidang studi tertentu.

Selasa, 24 April 2012

proses dasar dalam kelompok - dinamika kelompok

PROSES DASAR DALAM KELOMPOK Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Perkembangan sebuah kelompok selalu berbeda satu dengan yang lainnya. Namun demikian, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah kelompok. Di bawah ini merupakan Proses Dasar dalam kelompok: I. TAHAP FORMING A. Pandangan Psikoanalisis Menurut Freud orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu. Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu: 1. Identifikasi Energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya yaitu EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat, kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development. 2. Transferen Bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya. B. Pandangan Sosiobiologi Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis. Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusioner dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesan reproduksi. C. Pandangan Proses Pembandingan Sosial Leon Festinger (1950, 1954) : orang membutuhkan orang lain karena mereka membutuhkan informasi tentang diri mereka, lingkungan mereka dan kebutuhan akan informasi. Hal ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan sikap mereka, apakah benar, valid,atau sesuai. D. Pandangan Pertukaran Sosial Model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan reward dan cost. Prinsip pandangan pertukaran sosial yaitu minimax principle : berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar besarnya dan mengurangi cost yang sekecil-kecilnya. II. TAHAP STORMING : KONFLIK DALAM KELOMPOK Dalam tahap storming terjadi munculnya disagreement, pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan. Tahap-tahap perkembangan konflik: 1. Disagreement Agar tidak terjadi perbedaan pendapat, perlu segera diindentifikasi disagreementnya:  apakah benar-benar ada atau sekedar kesalah pahaman  apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri  jika benar-benar ada dan menyangkut beberapa faktor situasional minor 2. Confrontation Confrontation adalah dua orang atau lebih saling bertentangan (verbal attack). Diakhir tahap ini, tingkat koalisi anggota sub kelompok dalam kelompok menjadikan anggotanya terpolarisasi membentuk blok-blok. 3. Escalation Pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik yang menimbulkan ketidak percayaan (distrust), frustasi dan resiprositas negatif. 4. Deescalation Anggota kelompok mulai menyadari terbuangnya waktu dan energi secara sia-sia akibat berdebat. Sehingga Konflik anggota mulai berkurang atau menurun. Mekanisme pengolahan konflik: a. Negosiasi : setiap orang akan mendapatkan keuntungan berdasarkan situasi. - distributive issues: Negosiasi berhasil, satu pihak senang, pihak yang lain mengikuti karena pihak yang gembira itu memiliki kekuatan. - integrative issues : Negosiasi berhasil, kedua pihak merasa senang (win win solution) b. Membangun kepercayaan : Mengkomunikasikan keinginan individu secara hati-hati dan harus konsisten antara pembicaraan dengan perilaku sehari-hari. 5. Conflict Resolution Setiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas akan hasilnya. Penyebab konflik : 1. Interdepence Tidak semua interdependence menyebabkan konflik, jika: a. ada kerjasama antar anggota dalam interdepence shg konflik menurun b. ada kompetisi antar anggota dalam interdepence shg konflik semakin tinggi 2. Influence stategies Strategi-strategi untuk mempengaruhi orang lain, ancaman, hukuman dan negatif reinforcement sehingga meningkatkan konflik 3. Misunderstanding dan misperception. III. TAHAP NORMING : PEMBENTUKAN STRUKTUR KELOMPOK 1. Peran (role) Peran (role) merupakan perilaku yang biasanya ditampilkan orang sebagai anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan perilaku orang dalam posisi yang bervariasi dalam kelompok. Konflik peran : interrole : konflik antara 2 atau lebih peran yang dijalani oleh 1 orang intrarole : konflik antara peran 1 orang dengan peran orang lain 2. Norma (norm) Norma (norm) merupakan aturan-aturan yang menggambarkan tindakan tindakan yang seharusnya diambil oleh anggota kelompok. 3. Hubungan antar anggota, misalnya otoritas, hubungan ketertarikan, hubungan komunikasi. IV. TAHAP PERFORMING : BEKERJA BERSAMA DALAM KELOMPOK 1. Norman Triplett (1897) tentang fasilitasi sosial yaitu situasi dimana kehadiran orang lain akan mempengaruhi kinerja seseorang. A. Coaction Paradigm Beberapa orang melakukan tugas dan ditempat yang sama, tetapi tidak saling berinteraksi, misalnya: ujian dikelas B. Audience Paradigm (passive spectators) Kehadiran orang lain justru menghambat kinerja, misalnya: menghapal pelajaran ditengah orang banyak. 2. Penelitian Robert Zajonc:  Respon dominan Fasilitasi sosial yang ada meningkatkan kinerja seseorang, maka respon dominan itu sesuai  Respon nondominan Fasilitasi sosial yang ada menurunkan kinerja seseorang, maka respon dominan itu tidak sesuai Penyebab fasilitasi sosial: 1. adanya dorongan 2. kekhawatiran akan penilaian (evaluasi) orang lain 3. distraksi (perhatian yang terpecah)

konseling kognitif Aaron T Beck

PEMBAHASAN 2.1 Perpektif historis Aaron T. Beck seorang Psikiater yang lahir di Providence,Rode Island. Dia menyelesaikan BA di Brown University dan mendapatkan M.D. dalam bidang Psychiatry di Yale University pada tahun 1946. Pada awalnya dia seorang psychoanalyst dan banyak melakukan research on the psychoanalytic treatment of depression. Dia mulai mempelajari pendekatan kognitif sebagai treatmen bagi mereka. Aaron T Beck pada awalnya di didik dalam aliran psikodinamik suatu pendekatan berbasis cara memperoleh wawasan sadar emosi dan drive. Akan tetapi Ia merasa tidak sependapat pada beberapa konsep Freud. Beck memiliki kesimpulan bahwa cara yang dirasakan kliennya, ditafsirkan dan dikaitkan makna dalam kehidupan sehari-hari mereka-suatu proses yang secara ilmiah dikenal sebagai kognisi merupakan kunci untuk melakukan terapi. Beck memformulasikan teori kognitif untuk gangguan depresi setelah bertahun-tahun melakukan observasi klinis dan studi empiris terhadap pikiran dan keyakinan para penderita depresi. Selama eksperimen tersebut, Beck mengidentifikasi pola berpikir yang berkorelasi dengan gejala-gejala depresi. Beck mencatat bahwa pola pikir orang yang mengalami depresi ditandai dengan cara pandang yang negatif terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Dia menyatakan bahwa pikiran-pikiran negatif tersebut adalah hasil dari bias dalam pemprosesan informasi yang pada akihirnya mengakibatkan kesimpulan yang bias pula. Kemudian dia menyarankan bahwa pemrosesan informasi yang buruk tersebut dapat diubah dengan menggunakan teknik yang sistematis untuk membantu klien menguji pikiran mereka menjadi lebih realistik dan akurat. Yang sampai saat ini dikenal dengan Teori Konseling Kognitif Beck (KKB). 2.2 Pokok-Pokok Teori Asumsi utama dalam konseling kognitif adalah pikiran menyimpang (dysfunctional thinking) atau pikiran bias (distorted) dapat mempengaruhi mood dan tindakan konseli. Hal inilah yang menjadi penyebab gejala umum gangguan psikologis. Tujuan konseling kognitif untuk mengajar konseli agar mengenali,mengevaluasi, dan memodifikasi keyakinan serta pikiran menyimpang. 2.2.1 Pandangan Tentang Sifat Dasar Manusia KKB meyakini penyebab gangguan kognitif atau kesalahan keyakinan disebabkan adanya hasil interaksi antara kecenderungan genetik (bawaan) dengan pengaruh negatif dari orang lain dan berbagai peristiwa traumatik. Dalam melakukan konseling, konselor kognitif dianjurkan untuk melakukan wawancara guna mengungkap latar belakang historisnya. Sebab gangguan mental disifati oleh bentuk-bentuk distorsi kognitif yang relatif dapat diramalkan. Menurut KKB manusia yang sehat secara psikologis adalah mereka yang sadar tentang kognisinya. 2.2.2 Sistem Teori a. Prinsip Sistem Teori -prinsip Konseling Kognitif Beck (1995), Beck & Emery (1985), dan Beck et all. (1990) mengemukakan prinsip-prinsip penting yang mensifati praktek konseling kognitif sebagai berikut :  Konseling kognitif didasarkan pada temuan bahwa perubahan pikiran menghasilkan perubahan perasaan dan tindakan.  Perlakuan yang efektif menuntut adanya kolaborasi dan aliansi terapiuthik  Program perlakuan berlangsung singkat, berpusat pada masalah, berorientasi pada tujuan.  Konseling kognitif suatu model pendekatan aktif dan terstruktur  Asasmen, diagnosis, dan perencanaan perlakuan merupakan bagian intergal dalam proses perlakuan.  Pemberian tugas, tindak lanjut, dan umpan balik balik konseli penting untuk menjalin keberhasilan dalam pendekatan ini. b. Tingkat Kognisi 1. Pikiran Otomatis Pikiran otomatis merupakan pikiran khusus situasional secara spontan muncul mereaksi pengalaman kita. Pikiran otomatis menjembatani situasi dan emosi. Oleh karena itu, memahami pikiran otomatis konseli sangat penting untuk tujuan mengubah emosinya. Contoh : “Wah, ternyata soal UTSnya sulit” “jika ingin sembuh saya harus minum obat” 2. Keyakinan tingkat tinggi Keyakinan timgkat tinggi merefleksikan aturan dan sikap yang absolut yang membentuk pikiran otomatis Contoh : “Pencopet tidak memiliki rasa kasihan terhadap korbannya” “Agar tidak menjadi korban pencopetan kita harus berhati-hati dalam menyimpan dompet ataupun barang berharga lainnya” 3. Keyakinan inti Keyakinan inti merupakan ide sentral yang mendasari pikiran otomatis dan direfleksikan dalam keyakinan lanjut. Keyakinan Inti memiliki karakteristik sebagai berikut: • Berakar pada pengalaman masa kanak-kanak yang dapat diubah • Merefleksikan pendangan diri tentang lingkungan dan masa depan • Bersifat positif atau negatif. Keyakinan positif dapat dinyatakan dalam pengakuan, misalnya “Saya senang berada dikelas BK B 2010 karena sangat kompak dan menyenangkan”. Keyakinan negatif dapat dikategorikan sebagai helpelss core beliefs sehingga membuat orang menjadi pesimis, tidak produktif, dan malas. Contoh : “Saya tidak bisa bahasa Inggris sehingga tidak mungkin bisa lulus TOEFL” 4. Skema Skema bertindak sebagai saringan filter yang akan mempengaruhi cara mempersepsi realita dan bersifat personal,familial, kultural, religi, jender dan okupasional. Skema dapat diaktifkan melalui stimuli khususyang menggabungkan informasi komplemen dan menolak informasi kontradikitif. 2.3 Implementasi 1. Tujuan Konseling Tujuan Umum konseling kognitif adalah membantu konseli mengidentifikasi adanya kesalahan – kesalahan dalam sistem pengolahan informasi dan kemudian memodifikasikannya, dengan cara membantu klien mengidentifikasi pikiran otomatis dan keyakinan intinya dan kemudian mempertalikan dengan emosi dan perilakunya dan kemudian meluruskannya. Sepanjang proses perlakuan, konseli diajar untuk menggunakan proses ini bagi dirinya sendiri dan juga mengembangkan sikap dan ketrampilan untuk berfikir lebih realistis dan membawa pada kehidupan yang lebih menyenangkan. 2. Proses Konseling Proses pelakuan konseling kognitif selalu menggunakan waktu yang terbatas ( singkat ) yakni antara 4 – 14 sesi untuk masalah – masalah yang relatif jelas. Setiap sesi memiliki tujuan dan agenda yang jelas. Judith Beck merekomendasikan sepuluh langkah konseling kognitif sebagai berikut : • Merumuskan agenda yang bermakna bagi konseli • Mengukur dan menetapkan intensitas mood pribadi. • Mengidentifikasi dan memeriksa ulang masalah konseli. • Mendorong konseli menyatakan apa yang ia harapkan dari program • Mendidik konseli tentang Konseling Kognitif Back dan peranannyya dalam program perlakuan. • Memberikan informasi tentang kesulitan pribadi dan hasil – hasil diagnosis • Merumuskan tujuan • Memberikan tugas rumah antara sesi • Merangkum hasil – hasil yang dicapai dari setiap sesi • Meminta umpan balik dari konseli pada tiap akhir sesi. Dalam tiap tahapan tersebut konselor menekankan pentingnya kepercayaan dan kolaborasi. Konselor perlu mengkomunikasikan kepercayaan, empati, rapport, minat, sikap hangat, optimisme, dan kondisi – kondisi inti lain yang membentuk suatu aliansi terapeutik yang kondusif. 3. Teknik Konseling Kognitif Back menggunakan banyak teknik. Teknik - teknik tersebut terutama bersifat kognitif namun juga di ambil dari pendekatan prilaku. Beberapa teknik tersebut antara lain :  Penjadwalan Kegiatan Penjadwalan kegiatan dapat memberi konseli kesempatan untuk mencoba perilaku dan cara – cara berfikir baru dan mendorong mereka untuk tetap aktif meskipun merasa tidak nyaman. Secara khusus teknik ini sangat baik untuk membantu individu – individu yang menderita kecemasan dan depresi.  Imajeri Mental dan Emosional Teknik ini dapat membantu konseli untuk memimpikan dan mencoba cara – cara baru dalam merasa dan berfikir. Mereka mungkin membayangkan dirinya sedang menangani suatu problema dengan berhasil, mengubah bagian – bagian dari suatu imej, atau mengulang suatu imej untuk menurunkan tekanan emosional.  Modeling Tertutup dan Modeling Kognitif Teknik ini merupakan suatu strategi yang digunakan untuk melatih konseli secara mental bentuk – bentuk perilaku baru yang lebih efektif dan kemudian menciptakan suatu model kognitif bagi dirinya sendiri untuk membentuk perilaku tersebut dengan berhasil.  Penghentian Fikiran Teknik ini sangat efektif untuk membantu konseli yang terus menerus memiliki pikiran negatis tentang dirinya dan menyalahkan dirinya bagai kegagalan – kegagalan yang dialaminya  Teknik Biblioterapi Teknik ini efektif untuk membantu konseli memodifikasi pikiran – pikiran mereka dengan cara memberinya bacaan yang berisikan ceritera tentang orang – orang yang berhasil menangani masalah mereka.  Teknik Reframing dan Relabeling Teknik ini digunakan unruk membantu atau mengembangkan pikiran yang berbeda tentang dirinya. 2.4 Aplikasi Penelitian yang dilakukan selama hampir 20 tahun dan hasil meta analisis terhadap 400 hasil penelitian telah memberikan bukti empirik bahwa KKB menjadi suatu pendekatan yang efektif untuk menangani berbagai bentuk gangguan mental, termasuk di dalamnya gangguan kecemasan, ketakutan, pobia, depresi, gangguan atau kesulitan penyesuaian, ketakutan sosial, penderitaan yang kronis , gangguan makan dan gangguan kepribadian umum. Konseling kognitif dapat digunakan untuk berbagai jenjang umur Menurut Beck, jika seseorang menginterpretasikan pengalaman dalam hal apakah ia kompeten ,pikirannya mungkin didominasi oleh skema,” jika saya tidak melakukan segalanya dengan sempurna, saya gagal”.Sebagai akibatnya, ia bereaksi terhadap situasi yang berhubungan dengan apakah ia kompeten secara pribadi atau tidak. 2.5 Kontribusi dan Kritik KKB memiliki banyak kelebihan dan dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi perlakuan. Kelebihan lain dari pendekatan ini ialah: a. Dapat dimodifikasi sesuai dengan karakteristik dan masalah konseli b. Relatif murah karena dilaksanakan dengan waktu yang pendek c. Dirancang bukan hanya untuk memecahkan masalah-masalah yang menuntut penanganan segera tetapi juga memampukan individu untuk mengelola kehidupan mereka secara berhasil d. Dapat dipelajari dengan mudah oleh para konselor Untuk dapat mengadministrasikan KKB dengan berasil konselorharus dapat bekerja dengan cara terorganisasi dan bersedia menggunakan inventori dengan berbagai bentuk alat pengungkap data lain guna melekukan asesmen terhadap masalah konseli dan menilai kemajuan konseli terhadap setiap sesi. Konselor harus familiar dengan teori-teori belajar, konseling perilaku, diagnosis serta menguasai berbagai macam metode intervensi baik dari pendekatan kognitif maupun perilaku.

Senin, 16 April 2012

Konselor Sekolah

Konselor pendidikan adalah konselor yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan. Konselor pendidikan merupakan salah satu profesi yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan seperti yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional maupun Undang-undang tentang Guru dan Dosen.

Kamis, 12 April 2012

Semangat Kawan,,,,

Untaian kata terkadang membawa perubahan berarti pada diri seseorang. "Bagaikan gelas yang lama telah kosong meski hanya diberi setetes air akan tetap terlihat tetesan itu".Jadi jangan pernah ragu untuk memberi semangat pada orang lain, meski hanya kata tapi akan selalu teringat. Kata semangat dibawah ini merupakan beberapa contoh prinsip semangat dari beberapa tokoh terkemuka didunia. Ambillah ilhamnya,,,(^_^)"

Rabu, 11 April 2012

Motivasi buat Konselor

Setiap insan yang lahir ke dunia memerlukan pengembangan untuk menjadi manusia seutuhnya sebagaimana yang dikehendaki. Upaya pengembangan tersebut diartikan sebagai pengembangan potensi yang ada pada dirinya secara individual dalam segenap dimensi kemanusiaannya, termasuk menyelesaikan setiap tugas perkembangannya. Pengembangan tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan dan bimbingan.

Sikap Agresi

Sebenarnya agresi merupakan kekuatan hidup (life force) dan energi yang bisa bersifat membangun dan juga menghancurkan. Kekuatan ini adalah sesuatu yang membuat bayi bisa memiliki dan memegang kehidupan dan yang bisa membuatnya berteriak atau menangis kalau ia sedang merasa lapar.

Rabu, 04 April 2012

Kepribadian Anak

Penelitian tentang anak pada mulanya dipusatkan pada bidang spesifik perilaku anak, misalnya bicara, emosi atau minat bermain, dan kegiatan. Nama yang diberikan untuk cabang penelitian psikologi yang baru ini adalah psikologi anak. Psikologi anak menunjukkan perhatian yang dipusatkan pada fenomena psikologis dari usia prasekolah dan usia sekolah anak.

Pengembangan Pendidikan Profesi Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Konselor

Menjadi seorang konselor yang memiliki main skill harus memiliki 4 kriteria pokok yaitu :
1)      Memahami setiap individu yang akan menjadi klien kita.
2)      Menguasai konsep-konsep bimbingan konseling.
3)      Menguasai tata cara, prosedur serta hal-hal yang terkait dengan bimbingan konseling.
4)      Lebih bisa melakukan pengembangan kepribadian.