Senin, 30 April 2012

Isi , metode dan alat pendidikan

A.Isi dan bahan Pendidikan Isi Pendidikan adalah bahan atau materi pendidikan yang diberikan kepada peserta didik. Isi pendidikan erat kaitannnya dengan tujuan pendidikan. Misalnya tujuan pendidikan meningkatkan ilmu pengetahuan maka isi pendidikannya seputar ilmu pengetahuan. Jika tujuan pendidikan membentuk kepribadian dan pemilikan nilai maka isi pendidikan berupa nilai-nilai dan norma dalam masyarakat. Bila tujuan pendidikan membentuk keterampilan maka isi pendidikan berupa keterampilan tertentu. Dalam lingkungan pendidikan isi pendidikan dibentuk dalam kurikulum . Isi kurikulum tergantung pada tingkatan pengembangan kurikulum baik tingkat sekolah maupuntingkat bidang studi tertentu.

Selasa, 24 April 2012

proses dasar dalam kelompok - dinamika kelompok

PROSES DASAR DALAM KELOMPOK Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Perkembangan sebuah kelompok selalu berbeda satu dengan yang lainnya. Namun demikian, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah kelompok. Di bawah ini merupakan Proses Dasar dalam kelompok: I. TAHAP FORMING A. Pandangan Psikoanalisis Menurut Freud orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu. Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu: 1. Identifikasi Energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya yaitu EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat, kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development. 2. Transferen Bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya. B. Pandangan Sosiobiologi Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis. Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusioner dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesan reproduksi. C. Pandangan Proses Pembandingan Sosial Leon Festinger (1950, 1954) : orang membutuhkan orang lain karena mereka membutuhkan informasi tentang diri mereka, lingkungan mereka dan kebutuhan akan informasi. Hal ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan sikap mereka, apakah benar, valid,atau sesuai. D. Pandangan Pertukaran Sosial Model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan reward dan cost. Prinsip pandangan pertukaran sosial yaitu minimax principle : berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar besarnya dan mengurangi cost yang sekecil-kecilnya. II. TAHAP STORMING : KONFLIK DALAM KELOMPOK Dalam tahap storming terjadi munculnya disagreement, pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan. Tahap-tahap perkembangan konflik: 1. Disagreement Agar tidak terjadi perbedaan pendapat, perlu segera diindentifikasi disagreementnya:  apakah benar-benar ada atau sekedar kesalah pahaman  apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri  jika benar-benar ada dan menyangkut beberapa faktor situasional minor 2. Confrontation Confrontation adalah dua orang atau lebih saling bertentangan (verbal attack). Diakhir tahap ini, tingkat koalisi anggota sub kelompok dalam kelompok menjadikan anggotanya terpolarisasi membentuk blok-blok. 3. Escalation Pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik yang menimbulkan ketidak percayaan (distrust), frustasi dan resiprositas negatif. 4. Deescalation Anggota kelompok mulai menyadari terbuangnya waktu dan energi secara sia-sia akibat berdebat. Sehingga Konflik anggota mulai berkurang atau menurun. Mekanisme pengolahan konflik: a. Negosiasi : setiap orang akan mendapatkan keuntungan berdasarkan situasi. - distributive issues: Negosiasi berhasil, satu pihak senang, pihak yang lain mengikuti karena pihak yang gembira itu memiliki kekuatan. - integrative issues : Negosiasi berhasil, kedua pihak merasa senang (win win solution) b. Membangun kepercayaan : Mengkomunikasikan keinginan individu secara hati-hati dan harus konsisten antara pembicaraan dengan perilaku sehari-hari. 5. Conflict Resolution Setiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas akan hasilnya. Penyebab konflik : 1. Interdepence Tidak semua interdependence menyebabkan konflik, jika: a. ada kerjasama antar anggota dalam interdepence shg konflik menurun b. ada kompetisi antar anggota dalam interdepence shg konflik semakin tinggi 2. Influence stategies Strategi-strategi untuk mempengaruhi orang lain, ancaman, hukuman dan negatif reinforcement sehingga meningkatkan konflik 3. Misunderstanding dan misperception. III. TAHAP NORMING : PEMBENTUKAN STRUKTUR KELOMPOK 1. Peran (role) Peran (role) merupakan perilaku yang biasanya ditampilkan orang sebagai anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan perilaku orang dalam posisi yang bervariasi dalam kelompok. Konflik peran : interrole : konflik antara 2 atau lebih peran yang dijalani oleh 1 orang intrarole : konflik antara peran 1 orang dengan peran orang lain 2. Norma (norm) Norma (norm) merupakan aturan-aturan yang menggambarkan tindakan tindakan yang seharusnya diambil oleh anggota kelompok. 3. Hubungan antar anggota, misalnya otoritas, hubungan ketertarikan, hubungan komunikasi. IV. TAHAP PERFORMING : BEKERJA BERSAMA DALAM KELOMPOK 1. Norman Triplett (1897) tentang fasilitasi sosial yaitu situasi dimana kehadiran orang lain akan mempengaruhi kinerja seseorang. A. Coaction Paradigm Beberapa orang melakukan tugas dan ditempat yang sama, tetapi tidak saling berinteraksi, misalnya: ujian dikelas B. Audience Paradigm (passive spectators) Kehadiran orang lain justru menghambat kinerja, misalnya: menghapal pelajaran ditengah orang banyak. 2. Penelitian Robert Zajonc:  Respon dominan Fasilitasi sosial yang ada meningkatkan kinerja seseorang, maka respon dominan itu sesuai  Respon nondominan Fasilitasi sosial yang ada menurunkan kinerja seseorang, maka respon dominan itu tidak sesuai Penyebab fasilitasi sosial: 1. adanya dorongan 2. kekhawatiran akan penilaian (evaluasi) orang lain 3. distraksi (perhatian yang terpecah)

konseling kognitif Aaron T Beck

PEMBAHASAN 2.1 Perpektif historis Aaron T. Beck seorang Psikiater yang lahir di Providence,Rode Island. Dia menyelesaikan BA di Brown University dan mendapatkan M.D. dalam bidang Psychiatry di Yale University pada tahun 1946. Pada awalnya dia seorang psychoanalyst dan banyak melakukan research on the psychoanalytic treatment of depression. Dia mulai mempelajari pendekatan kognitif sebagai treatmen bagi mereka. Aaron T Beck pada awalnya di didik dalam aliran psikodinamik suatu pendekatan berbasis cara memperoleh wawasan sadar emosi dan drive. Akan tetapi Ia merasa tidak sependapat pada beberapa konsep Freud. Beck memiliki kesimpulan bahwa cara yang dirasakan kliennya, ditafsirkan dan dikaitkan makna dalam kehidupan sehari-hari mereka-suatu proses yang secara ilmiah dikenal sebagai kognisi merupakan kunci untuk melakukan terapi. Beck memformulasikan teori kognitif untuk gangguan depresi setelah bertahun-tahun melakukan observasi klinis dan studi empiris terhadap pikiran dan keyakinan para penderita depresi. Selama eksperimen tersebut, Beck mengidentifikasi pola berpikir yang berkorelasi dengan gejala-gejala depresi. Beck mencatat bahwa pola pikir orang yang mengalami depresi ditandai dengan cara pandang yang negatif terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Dia menyatakan bahwa pikiran-pikiran negatif tersebut adalah hasil dari bias dalam pemprosesan informasi yang pada akihirnya mengakibatkan kesimpulan yang bias pula. Kemudian dia menyarankan bahwa pemrosesan informasi yang buruk tersebut dapat diubah dengan menggunakan teknik yang sistematis untuk membantu klien menguji pikiran mereka menjadi lebih realistik dan akurat. Yang sampai saat ini dikenal dengan Teori Konseling Kognitif Beck (KKB). 2.2 Pokok-Pokok Teori Asumsi utama dalam konseling kognitif adalah pikiran menyimpang (dysfunctional thinking) atau pikiran bias (distorted) dapat mempengaruhi mood dan tindakan konseli. Hal inilah yang menjadi penyebab gejala umum gangguan psikologis. Tujuan konseling kognitif untuk mengajar konseli agar mengenali,mengevaluasi, dan memodifikasi keyakinan serta pikiran menyimpang. 2.2.1 Pandangan Tentang Sifat Dasar Manusia KKB meyakini penyebab gangguan kognitif atau kesalahan keyakinan disebabkan adanya hasil interaksi antara kecenderungan genetik (bawaan) dengan pengaruh negatif dari orang lain dan berbagai peristiwa traumatik. Dalam melakukan konseling, konselor kognitif dianjurkan untuk melakukan wawancara guna mengungkap latar belakang historisnya. Sebab gangguan mental disifati oleh bentuk-bentuk distorsi kognitif yang relatif dapat diramalkan. Menurut KKB manusia yang sehat secara psikologis adalah mereka yang sadar tentang kognisinya. 2.2.2 Sistem Teori a. Prinsip Sistem Teori -prinsip Konseling Kognitif Beck (1995), Beck & Emery (1985), dan Beck et all. (1990) mengemukakan prinsip-prinsip penting yang mensifati praktek konseling kognitif sebagai berikut :  Konseling kognitif didasarkan pada temuan bahwa perubahan pikiran menghasilkan perubahan perasaan dan tindakan.  Perlakuan yang efektif menuntut adanya kolaborasi dan aliansi terapiuthik  Program perlakuan berlangsung singkat, berpusat pada masalah, berorientasi pada tujuan.  Konseling kognitif suatu model pendekatan aktif dan terstruktur  Asasmen, diagnosis, dan perencanaan perlakuan merupakan bagian intergal dalam proses perlakuan.  Pemberian tugas, tindak lanjut, dan umpan balik balik konseli penting untuk menjalin keberhasilan dalam pendekatan ini. b. Tingkat Kognisi 1. Pikiran Otomatis Pikiran otomatis merupakan pikiran khusus situasional secara spontan muncul mereaksi pengalaman kita. Pikiran otomatis menjembatani situasi dan emosi. Oleh karena itu, memahami pikiran otomatis konseli sangat penting untuk tujuan mengubah emosinya. Contoh : “Wah, ternyata soal UTSnya sulit” “jika ingin sembuh saya harus minum obat” 2. Keyakinan tingkat tinggi Keyakinan timgkat tinggi merefleksikan aturan dan sikap yang absolut yang membentuk pikiran otomatis Contoh : “Pencopet tidak memiliki rasa kasihan terhadap korbannya” “Agar tidak menjadi korban pencopetan kita harus berhati-hati dalam menyimpan dompet ataupun barang berharga lainnya” 3. Keyakinan inti Keyakinan inti merupakan ide sentral yang mendasari pikiran otomatis dan direfleksikan dalam keyakinan lanjut. Keyakinan Inti memiliki karakteristik sebagai berikut: • Berakar pada pengalaman masa kanak-kanak yang dapat diubah • Merefleksikan pendangan diri tentang lingkungan dan masa depan • Bersifat positif atau negatif. Keyakinan positif dapat dinyatakan dalam pengakuan, misalnya “Saya senang berada dikelas BK B 2010 karena sangat kompak dan menyenangkan”. Keyakinan negatif dapat dikategorikan sebagai helpelss core beliefs sehingga membuat orang menjadi pesimis, tidak produktif, dan malas. Contoh : “Saya tidak bisa bahasa Inggris sehingga tidak mungkin bisa lulus TOEFL” 4. Skema Skema bertindak sebagai saringan filter yang akan mempengaruhi cara mempersepsi realita dan bersifat personal,familial, kultural, religi, jender dan okupasional. Skema dapat diaktifkan melalui stimuli khususyang menggabungkan informasi komplemen dan menolak informasi kontradikitif. 2.3 Implementasi 1. Tujuan Konseling Tujuan Umum konseling kognitif adalah membantu konseli mengidentifikasi adanya kesalahan – kesalahan dalam sistem pengolahan informasi dan kemudian memodifikasikannya, dengan cara membantu klien mengidentifikasi pikiran otomatis dan keyakinan intinya dan kemudian mempertalikan dengan emosi dan perilakunya dan kemudian meluruskannya. Sepanjang proses perlakuan, konseli diajar untuk menggunakan proses ini bagi dirinya sendiri dan juga mengembangkan sikap dan ketrampilan untuk berfikir lebih realistis dan membawa pada kehidupan yang lebih menyenangkan. 2. Proses Konseling Proses pelakuan konseling kognitif selalu menggunakan waktu yang terbatas ( singkat ) yakni antara 4 – 14 sesi untuk masalah – masalah yang relatif jelas. Setiap sesi memiliki tujuan dan agenda yang jelas. Judith Beck merekomendasikan sepuluh langkah konseling kognitif sebagai berikut : • Merumuskan agenda yang bermakna bagi konseli • Mengukur dan menetapkan intensitas mood pribadi. • Mengidentifikasi dan memeriksa ulang masalah konseli. • Mendorong konseli menyatakan apa yang ia harapkan dari program • Mendidik konseli tentang Konseling Kognitif Back dan peranannyya dalam program perlakuan. • Memberikan informasi tentang kesulitan pribadi dan hasil – hasil diagnosis • Merumuskan tujuan • Memberikan tugas rumah antara sesi • Merangkum hasil – hasil yang dicapai dari setiap sesi • Meminta umpan balik dari konseli pada tiap akhir sesi. Dalam tiap tahapan tersebut konselor menekankan pentingnya kepercayaan dan kolaborasi. Konselor perlu mengkomunikasikan kepercayaan, empati, rapport, minat, sikap hangat, optimisme, dan kondisi – kondisi inti lain yang membentuk suatu aliansi terapeutik yang kondusif. 3. Teknik Konseling Kognitif Back menggunakan banyak teknik. Teknik - teknik tersebut terutama bersifat kognitif namun juga di ambil dari pendekatan prilaku. Beberapa teknik tersebut antara lain :  Penjadwalan Kegiatan Penjadwalan kegiatan dapat memberi konseli kesempatan untuk mencoba perilaku dan cara – cara berfikir baru dan mendorong mereka untuk tetap aktif meskipun merasa tidak nyaman. Secara khusus teknik ini sangat baik untuk membantu individu – individu yang menderita kecemasan dan depresi.  Imajeri Mental dan Emosional Teknik ini dapat membantu konseli untuk memimpikan dan mencoba cara – cara baru dalam merasa dan berfikir. Mereka mungkin membayangkan dirinya sedang menangani suatu problema dengan berhasil, mengubah bagian – bagian dari suatu imej, atau mengulang suatu imej untuk menurunkan tekanan emosional.  Modeling Tertutup dan Modeling Kognitif Teknik ini merupakan suatu strategi yang digunakan untuk melatih konseli secara mental bentuk – bentuk perilaku baru yang lebih efektif dan kemudian menciptakan suatu model kognitif bagi dirinya sendiri untuk membentuk perilaku tersebut dengan berhasil.  Penghentian Fikiran Teknik ini sangat efektif untuk membantu konseli yang terus menerus memiliki pikiran negatis tentang dirinya dan menyalahkan dirinya bagai kegagalan – kegagalan yang dialaminya  Teknik Biblioterapi Teknik ini efektif untuk membantu konseli memodifikasi pikiran – pikiran mereka dengan cara memberinya bacaan yang berisikan ceritera tentang orang – orang yang berhasil menangani masalah mereka.  Teknik Reframing dan Relabeling Teknik ini digunakan unruk membantu atau mengembangkan pikiran yang berbeda tentang dirinya. 2.4 Aplikasi Penelitian yang dilakukan selama hampir 20 tahun dan hasil meta analisis terhadap 400 hasil penelitian telah memberikan bukti empirik bahwa KKB menjadi suatu pendekatan yang efektif untuk menangani berbagai bentuk gangguan mental, termasuk di dalamnya gangguan kecemasan, ketakutan, pobia, depresi, gangguan atau kesulitan penyesuaian, ketakutan sosial, penderitaan yang kronis , gangguan makan dan gangguan kepribadian umum. Konseling kognitif dapat digunakan untuk berbagai jenjang umur Menurut Beck, jika seseorang menginterpretasikan pengalaman dalam hal apakah ia kompeten ,pikirannya mungkin didominasi oleh skema,” jika saya tidak melakukan segalanya dengan sempurna, saya gagal”.Sebagai akibatnya, ia bereaksi terhadap situasi yang berhubungan dengan apakah ia kompeten secara pribadi atau tidak. 2.5 Kontribusi dan Kritik KKB memiliki banyak kelebihan dan dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi perlakuan. Kelebihan lain dari pendekatan ini ialah: a. Dapat dimodifikasi sesuai dengan karakteristik dan masalah konseli b. Relatif murah karena dilaksanakan dengan waktu yang pendek c. Dirancang bukan hanya untuk memecahkan masalah-masalah yang menuntut penanganan segera tetapi juga memampukan individu untuk mengelola kehidupan mereka secara berhasil d. Dapat dipelajari dengan mudah oleh para konselor Untuk dapat mengadministrasikan KKB dengan berasil konselorharus dapat bekerja dengan cara terorganisasi dan bersedia menggunakan inventori dengan berbagai bentuk alat pengungkap data lain guna melekukan asesmen terhadap masalah konseli dan menilai kemajuan konseli terhadap setiap sesi. Konselor harus familiar dengan teori-teori belajar, konseling perilaku, diagnosis serta menguasai berbagai macam metode intervensi baik dari pendekatan kognitif maupun perilaku.

Senin, 16 April 2012

Konselor Sekolah

Konselor pendidikan adalah konselor yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan. Konselor pendidikan merupakan salah satu profesi yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan seperti yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional maupun Undang-undang tentang Guru dan Dosen.

Kamis, 12 April 2012

Semangat Kawan,,,,

Untaian kata terkadang membawa perubahan berarti pada diri seseorang. "Bagaikan gelas yang lama telah kosong meski hanya diberi setetes air akan tetap terlihat tetesan itu".Jadi jangan pernah ragu untuk memberi semangat pada orang lain, meski hanya kata tapi akan selalu teringat. Kata semangat dibawah ini merupakan beberapa contoh prinsip semangat dari beberapa tokoh terkemuka didunia. Ambillah ilhamnya,,,(^_^)"

Rabu, 11 April 2012

Motivasi buat Konselor

Setiap insan yang lahir ke dunia memerlukan pengembangan untuk menjadi manusia seutuhnya sebagaimana yang dikehendaki. Upaya pengembangan tersebut diartikan sebagai pengembangan potensi yang ada pada dirinya secara individual dalam segenap dimensi kemanusiaannya, termasuk menyelesaikan setiap tugas perkembangannya. Pengembangan tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan dan bimbingan.

Sikap Agresi

Sebenarnya agresi merupakan kekuatan hidup (life force) dan energi yang bisa bersifat membangun dan juga menghancurkan. Kekuatan ini adalah sesuatu yang membuat bayi bisa memiliki dan memegang kehidupan dan yang bisa membuatnya berteriak atau menangis kalau ia sedang merasa lapar.

Rabu, 04 April 2012

Kepribadian Anak

Penelitian tentang anak pada mulanya dipusatkan pada bidang spesifik perilaku anak, misalnya bicara, emosi atau minat bermain, dan kegiatan. Nama yang diberikan untuk cabang penelitian psikologi yang baru ini adalah psikologi anak. Psikologi anak menunjukkan perhatian yang dipusatkan pada fenomena psikologis dari usia prasekolah dan usia sekolah anak.

Pengembangan Pendidikan Profesi Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Konselor

Menjadi seorang konselor yang memiliki main skill harus memiliki 4 kriteria pokok yaitu :
1)      Memahami setiap individu yang akan menjadi klien kita.
2)      Menguasai konsep-konsep bimbingan konseling.
3)      Menguasai tata cara, prosedur serta hal-hal yang terkait dengan bimbingan konseling.
4)      Lebih bisa melakukan pengembangan kepribadian.