Sabtu, 12 Mei 2012

Bimbingan dan Konseling

A. Bimbingan dan Konseling a) Pengertian Bimbingan Bimbingan berasal dari kata guidance yang berarti menunjukkan, memimpin, menuntun, mengatur, mengarahkan, memberi nasehat. Bimbingan diartikan sebagai proses memberi bantuan orang-perorangan untuk memahami diri dan lingkungan hidup. Unsur-unsur bimbingan antara lain : 1. Proses mengindikasikan adanya perubahan secara berangsur-angsur dalam kurun waktu tertentu (bimbingan mencakup sejumlah tahap mencapai tujuan yang diinginkan) 2. Memberi bantuan (membantu) berarti memberi pertolongan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan atau kesulitan yang dialami seseorang dalam hidupnya. 3. Orang-perorangan menunjuk pada individu yang diberi bantuan 4. Memahami diri berarti mengenal diri secara mendalam, mencakup pemahaman terhadap kekuatan dan keterbatasan diri secara potensi dalam dirinya sehingga dapat membuat tujuan-tujuan dalam hidupnya. 5. Lingkungan hidup meliputi segala sesuatu yang menjadi ruang lingkup kehidupan seseorang, mencakup alam disekitarnya dan orang-orang yang berperan dalam hidupnya. Ciri utama bimbingan menurut Laksmi (2003) antara lain : 1. Bimbingan merupakan proses 2. Bimbingan merupakan proses yang berkelanjutan 3. Pemilihan dan penentuan masalah merupakan fokus utama dari bimbingan 4. Bimbingan merupakan bantuan terhadap individu dalam proses perkembangannya bukan sekedar mengarahkan perkembangannya 5. Bimbingan merupakan layanan untuk semua 6. Bimbingan merupakan layanan yang bersifat umum b) Pengertian Konseling Konseling berasal dari kata Counseling atau counsel yang berarti nasehat, anjuran, pembicaraan. Konseling diartikan sebagai bantuan yang diberikan seorang konselor pada konseli dalam mencari upaya pemecahan suatu masalah, namun diarahkan agar konseli pada akhirnya dapat memecahakan masalahnya sendiri. Unsur-unsur konseling antara lain: 1. Bantuan berarti memberi pertolongan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan atau kesulitan yang dialami seseorang dalam hidupnya. 2. Konselor adalah tenaga professional yang memiliki kewewenangan untuk memberikan konseling 3. Konseli adalah individu yang mengalami masalah dan memerlukan bantuan konseling untuk menangani masalahnya 4. Masalah dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan, umumnya disadari "ada" saat seorang individu menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang ia inginkan. 5. Upaya pemecahan diindikasikan upaya untuk mengatasi hambatan yang menghalangi terselesaikannya suatu masalah atau tugas. Upaya ini melibatkan proses kreativitas yang menghasilkan suatu jalan penyelesaian masalah yang orisinil dan berguna. c) Keterkaitan Bimbingan dan konseling Dari pengertian masing-masing antara bimbingan dan konseling dapat diperinci keterkaitan bimbingan dan konseling sebagai berikut : 1. Konseling merupakan salah satu metode dari bimbingan, sehingga pengertian bimbingan lebih luas daripada pengertian konseling. Karena itu konseling merupakan bimbingan tapi tidak semua bimbingan merupakan konseling. 2. Pada konseling sudah ada masalah tertentu, yaitu masalah yang dihadapi konseli. Bimbingan lebih bersifat preventif atau pencegahan sedangkan konseling lebih bersifat kuratif atau korektif. Bimbingan dapat diberikan meskipun tidak ada masalah. 3. Konseling pada dasarnya dilakukan secara individual melalui tatap muka face to face, sedangkan bimbingan umumnya dijalankan secara kelompok. Meski terdapat persamaan dan perbedaan antara bimbingan dan konseling, namun dalam prakteknya kegiatan bimbingan dan konseling saling sangkut-menyangkut. Sehingga pada akhirnya kedua istilah tersebut dipakai sekaligus. d) Sejarah Bimbingan dan Konseling  Sejarah Bimbingan dan Konseling di Amerika No Tokoh yang mempelopori Usaha yang Dilakukan 1 George Merril Mendirikan sekolah The California School of Mechanical Art 2 Frank Parson Mendirikan biro yang bertujuan membantu efesiensi kerja dan menemukan istilah “Vocational Guidance” serta mengusulkannya menjadi salah satu kurikulum sekolah 3 Jesse B. Davis Sebagai kepala sekolah di Central High School di Detroit, beliau memberi kuliah mengenai Bimbingan konseling 5 Eli Wever Memberikan pendidikan Bimbingan konseling di New York 6 John Brewer Memberikan pendidikan Bimbingan konseling di Universitas Harvard 7 Cliffort Bears Menulis buku “A mind that found myself” 8 Willian healy Mendirikan klinik anak-anak 9 Munsterberg Memperkenalkan teknik analisa jabatan  Rincian Perkembangan gerakan Bimbingan konseling di Amerika 1. Gerakan dalam bimbingan jabatan Gerakan ini dimulai oleh George Merril pada tahun 1895 dengan mendirikan sekolah The California School of Mechanical Art kemudian dilanjutkan oleh Frank Person dengan Vocational Guidance di Boston tahun 1908. Tapi sebelum itu, Jesse B. davis pada tahun 1907 memusatkan perhatiannya pada usaha konseling di bidang jabatan dan pendidikan jabatan di Central High School Detroit. Eli wever mengorganisasikan layanan di New York City Vocational Guidance Survey. 2. Gerakan kesehatan mental Gerakan ini dipelopori oleh Cliffort Bears dengan menulis buku “A mind that found myself” pada tahun 1909. Dengan buku ini didirikan sebuah klinik kesehatan mental di berbagai perguruan tinggi. 3. Gerakan bimbingan Kanak-kanak Gerakan ini dipelopori oleh Willian Healy pada tahun 1909 didirikan klinik anak-anak di Chicago. 4. Kegiatan personal Work Kegiatan ini dipelopori oleh Munsterberg dari universitas Harvard yang bekerjasama dengan perusahaan mobil di Boston, memperkenalkan teknik analisa jabatan. 5. Gerakan penyelenggaraan test yang berkembang pada masa Perang Dunia I, yang diarahkan pada pengukuran kemampuan mental seseorang dalam mengikuti wajib militer.  Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia Tahun Perkembangan Bimbingan dan Konseling 1923 Sekolah perguruan nasional taman siswa ditugaskan untuk mengatur dirinya sendiri (bimbingan karier) 1926 Didirikan sekolah kerja oleh M. Syafi’i 1945 Kementtrian membentuk penempatan jabatan sesuai dengan kemampuannya 1960 Konferensi FKIP di IKIP Malang 1962 Di SMA gaya baru memberikan pelayanan bimbingan untuk memilih jurusan 1964 Lahir jurusan BP di 8 IKIP yakni IKIP Malang, IKIP Bandung, IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Manado 1970 Memperkenalkan gagasan sekolah pembangunan yang dilakukan oleh 8 IKIP 1975/1976 Secara resmi BK dilaksanakan di sekolah sesuai dengan komponen kurikulum buku III C 1994 Muncul Pola 17 kenerja guru BK yang meliputi 4 bidang bimbingan, 7 layanan bimbingan konseling dan 5 kegiatan pendukung layanan bimbingan konseling. Pola ini kemudian berkembang menjadi pola 17+ e) Landasan Bimbingan dan Konseling Landasan bimbingan dan konseling adalah hal yang melandasi program dan kegiatan pemberian layanan bantuan pada manusia. Landasan tersebut antara lain : 1) Landasan agama, dalam kehidupan dan hubungan sesama manusia diharuskan selalu mengajak kepada kebaikan dan mencegah pada kejahatan. Setiap orang adalah pemimpin dan wajib memberi contoh dan diteladani, menciptakan kondisi yang kondusif bagi realisasi nilai, mencegah munculnya perilaku yang merusak nilai 2) Landasan filosofi Bantuan yang diberikan selalu didasari oleh pandangan yang mendasar dari orang tersebut. Pemberian layanan bimbingan dan konseling didasari oleh konsep-konsep yang mendasar tentang tujuan bantuan, siapa yang dibantu, siapa yang membantu, bagaimana cara membantu dan mengapa perlu dibantu. Faham filsafat 1) Idealisme menekankan adanya dunia idea yang abadi. Contohnya bimbingan dan konseling membantu anak mencapai kebahagiaan abadi 2) Realisme menekankan dunia nyata pada anak. Contohnya bimbingan dan konseling mengarahkan anak pada pengembangan, pengetahuan dan pemahaman tentang alam (realita) 3) Pragnatisme menekankan bahwa hidup selalu berubah. Bimbingan dan konseling meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah 4) Eksistensialisme menekankan perkembangan pribadi dan sosial. Contohnya bimbingan dan konseling mengarahkan anak agar mempunyai kemandirian secara individu maupun sosial. 3) Landasan Psikologis Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pengembangan kepribadian anak Konsep-konsep psikologis  Psikoanalisa konsep pengakuan ketidaksadaran  Behaviorisme menekankan pengalaman (perilaku nyata yang dapat diamati)  Humanistik menekankan kecenderungan mengaktualisasi diri 4) Landasan sosial budaya Pelayanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk  Membantu mencegah pengaruh negatif dari nilai sosial budaya  Membantu memecahkan masalah yang dihadapi karena pengaruh negate sosial budaya dari luar  Membantu mengembangkan kemampuan menguasai nilai sosial –budaya yang positif 5) Landasan IPTEK artinya bimbingan dan konseling membantu pengembangan pribadi dan perencanaan karier pribadi (mencakup keseluruhan ranah khususnya afektif) 6) Landasan Yuridis (hukum atau peraturan) antara lain : 1. UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6 Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, fasilitator, dan instruktur . 2. Keputusan menteri P dan K Nomor 0172/ 1971 tentang dasar dan pegangan bagi pelaksanaan sekolah pembangunan. 3. Dalam kurikulum 1975 buku III C untuk SD, SMP dan SMA telah dibakukan secara operasional pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah demikian pula pada kurikulum pendidikan menengah kejuruan 1976 buku III D. 4. SK Mendikbud No. 0370/0/1978 untuk SMP tanggal 22 Desember 1978 dan SK Mendikbud No. 0371/0/1978 untuk SMA tanggal 22 Desember 1978. 5. Kurikulum SMP dan SMA tahun 1984 tentang pelaksanaan bimbingan karir 6. Undang-Undang Pendidikan No. 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa : 7. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990, tentang Pendidikan Dasar Bab X pasal 25 8. Peraturan pemerintah No. 29 tahun 1990 Bab X pasal 27 tentang Sekolah Menengah 9. Menurut SK Menpan No. 26 tahun 1989 berikut surat edaran bersama Mendikbud dan Kepala BAKN tanggal 15 agustus 1989 serta surat edaran Mendikbud tanggal 5 juli 1990 terdapat guru BP dengan latar belakang yang berbeda-beda 10. Peraturan Pemerintah RI No. 38 tahun 1992 pada tanggal 17 Juli 1992 tentang kependidikan. 11. SK Menpen No. 84/1993 tentang jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya 12. SK Bersama Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/0/1993 dan No. 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan atau Fungsional Guru dan Angka kreditnya 13. SK Mendikbud No. 025/0/1995 tentang petunjuk teknis ketentuan pelaksanaan jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling a) Tujuan Bimbingan dan Konseling Secara umum tujuan layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik mengenal bakat, minat dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan dan merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja. Sedangkan secara khusus tujuan Bimbingan dan Konseling membantu peserta didik agar mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. b) Fungsi Bimbingan dan Konseling Fungsi bimbingan dan konseling dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1) Fungsi pemahaman adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman peserta didik tentang diri dan lingkungannya. 2) Fungsi pencegahan adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam upaya mencegah peserta didik agar tidak menemui permasalah yang dapat mengganggu, menghambat, atau menimbulkan kesulitan dalam proses perkembngannya. 3) Fungsi perbaikan adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi. 4) Fungsi pemeliharaan adalah fungsi bimbingan dan konseling untuk menjaga agar perilaku peserta didik yang sudah menjadi baik jangan sampai rusak kembali 5) Fungsi pengembangan adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik 6) Fungsi penyaluran adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik untuk memilih dan memantapkan penguasaan karier yang sesuai dengan bakat, minat, keahlian, dan cirri-ciri kepribadiannya 7) Fungsi penyesuaian adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal 8) Fungsi adaptasi adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu staf sekolah untuk mengadaptasikan program pengajaran dengan minat, kemampuan serta kebutuhan peserta didik. c) Asas-asas Bimbingan dan Konseling Dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling selalu mengacu pada asas-asas (rambu-rambu) dalam bimbingan dan konseling. Beberapa asas yang perlu diperhatikan antara lain : 1) Asas kerahasiaan artinya masalah yang dihadapi peserta didik tidak akan diberitahukan kepada orang lain yang tidak berkepentingan (konselor harus menjaga kerahasiaannya). Asas kerahasiaan merupakan asas kunci bimbingan dan konseling krena jika asas ini dijalankan konselor akan mendapat kepercayaan dari peserta didik dan layanan bimbingan dan konseling kan dimanfaatka dengan baik oleh peserta didik. 2) Asas kesukarelaan artinya konselor wajib mengembangkan sikap suka rela dalam dirinya maupun diri klien (peserta didik) sehingga klien mampu menghilangkan rasa keterpaksaan kepada konselor. 3) Asas keterbukaan artinya konselor dank lien hendaknya dapat bersikap terbuka satu sama lain, hal ini dimaksudkan agar penelaahan masalah serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien menjadi lebih akurat. 4) Asas kekinian artinya masalah yang sedang ditangani adalah masalah yang dirasakan kini artinya bukan merupakan masalah yang telah lewat. Bila hal-hal yang menyangkut masa lampau atau masa depan hanya merupakan latar belakang atau latar depannya saja. 5) Asas kemandirian artinya konselor berusaha menghidupkan kemandirian pada diri klien agar tidak bergantung pada orang lain, khususnya pada konselor. 6) Asas kegiatan artinya layanan bimbingan dan konseling hendaknya dapat memfasilitasi tumuhnya suasana yang akan membawa klien mampu melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan 7) Asas kedinamisan artinya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik pada diri klien 8) Asas keterpaduan artinya layanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan aspek dari klien dan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan. 9) Asas kenormatifan artinya layanan bimbingan dan konseling hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baim individu maupun masyarakat. 10) Asas keahlian artinya kegiatan bimbingan dan konseling perlu dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik dan alat-alat yang memadai serta petugas bimbingan yang ahli. 11) Asas alih tangan artinya petugas bimbingan dan konseling hanya menangani masalah-masalah yang sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya 12) Asas tut wuri handayani artinya keberadaan bimbingan dan konseling hendaknya dirasakan manfaatnya oleh peserta didik setiap saat, tidak hanya ketika peserta didik menghadapi pembimbing saja. d) Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Setiap kegiatan harus mengikuti kaidah-kaidah tertentu, berkaitan dengan hal itu setiap kegiatan memiliki prinsip-prinsip yang harus didindahkan dalam perencanaan maupun pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagi berikut : 1) Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi 2) Bimbingan hendaknya bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing 3) Bimbingan diarahkan pada individu (peserta didik) yang memiliki karakteristik tersendiri, sehingga pemahaman keragaman dan kemampuan peserta didik yang dibimbing sangat diperlukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling 4) Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh tim pembimbing lingkungan lembaga pendidikan, hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannnya 5) Kegiatan bimbingan dan konseling dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing 6) Bimbingan harus luwes dan fleksibel, sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat. 7) Program bimbingan dan konseling di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan lingkungan dan lembaga pendidikan yang bersangkutan 8) Pelaksanaan program bimbingan dan konseling hendaknya dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumer-sumber yang relevan di dalam maupun di luar lembaga penyelenggaraaan pendidikan 9) Pelaksanaan program bimbingan dan konseling hendaknya dievaluasi untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan program C. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah a) Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah Pendidikan diartikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Dalam proses menjadi dewasa itu, anak berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik (alam) maupun lingkungan sosiokultural. Ketika berinteraksi dengan sosiokultural, individu mendapat pengaruh yang bermanfaat bagi tercapainya perkembangan secara optimal. Situasi perkembangan arus globalisasi membawa beragam dampak perubahan seperti perubahan sistem pendidikan, kurikulum, metode mengajar, dan lain-lain. Hal menimbulkan masalah pada diri peserta didik sehingga ini membuat perlunya suatu proses bimbingan disekolah. Proses pendidikan di sekolah terdiri dari tiga bidang yang berkaitan secara integral yaitu bidang administrasi dan supervisi, bidang pengajaran, dan bidang bimbingan. Ketiga hal ini tidak bisa terpisahkan dari dunia pendidikan. b) Bidang-bidang Bimbingan dan konseling Bidang-bidang layanan bimbingan dan konseling merupakan lingkup program bimbingan dan konseling yang diberikan pada suatu sekolah. Bidang layanan bimbingan dan konseling meliputi : 1. Bimbingan Belajar yaitu bidang layanan untuk mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses pembelajaran bersama guru atau belajar mandiri baik di rumah maupun di sekolah 2. Bimbingan Pribadi yaitu bidang layanan pengembangan kemampuan mengatasi masalah-masalah pribadi dan kepribadian berkenaan aspek intelektual, afektif dan motorik. 3. Bimbingan Sosial yaitu bidang layanan pengembangan kemampuan dan mengatasi masalah sosial dan masalah yang berkaitan dalam upaya bekerja sama dan berinteraksi dengan orang lain. 4. Bimbingan Karier yaitu bidang layanan yang merencanakan dan mempersiapkan pengembangan karier anak. 5. Bimbingan Pendidikan yaitu bidang layanan yang mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses pendidikan yang sedang dijalani maupun yang akan dimasukinya nanti. c) Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Berbagai jenis layanan perlu dilakukan sebagai wujud nyata penyelenggaraaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik. Layanan BK adalah suatu kegiatan BK yang dilakukan melalui kontak langsung dengan peserta didik. Jenis-jenis layanan dalam bimbingan dan konseling antara lain : 1. Layanan Orientasi yaitu layanan yang ditujukan untuk membantu siswa mengenal dan memahami lingkungan yang baru dimasukinya 2. Layanan Informasi yaitu layanan yang ditujukan untuk memberikan berbagai informasi agar wawasan para siswa tentang berbagai hal yang lebih terbuka. 3. Layanan Penempatan dan Penyaluran yaitu layanan yang ditujukan untuk membantu siswa mendapatkan tempat sesuai dengan fisik, bakat, minat dan kemampuan. 4. Layanan Pembelajaran yaitu layanan yang ditujukan untuk membantu siswa agar memiliki mutu sikap dan kebiasaan belajar yang baik. 5. Layanan Konseling Perorangan yaitu layanan yang ditujukan untuk membantu siswa yang memiliki masalah melalui pertemuan tatap muka secara perorangan, dan sangat terjaga kerahasiaannya 6. Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan yang ditujukan untuk membantu siswa belajar mengenal anggota kelompoknya secara lebih baik, belajar mengemukakan dan menerima pendapat, sekaligus membahas secara bersama-sama salaah sosial yang sedang actual dihadapi 7. Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan yang ditujukan untuk membantu siswa memecahkan masalah yang dihadapi dalam situasi kelompok. 8. Layanan konsultasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada seseorang untuk memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani atau membantu pihak lain 9. Layanan Mediasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak yang sedang dalam keadaan tidak menemukan kecocokan sehingga membuat mereka saling bertentangan atau bermusuhan. d) Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling Disamping layanan diatas ada lima kegiatan pendukung dalam pelayanan bimbingan dan konseling yaitu : 1. Aplikasi Instrumentasi yaitu kegiatan yang ditujukan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang siswa. Data yang masuk akan dijaga kerahasiaannya dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan 2. Himpunan Data yaitu kegiatan yang ditujukan untuk menghimpun data siswa supaya lebih mudah untuk mencarinya ketika sewaktu-waktu data tersebut dibutuhkan. 3. Konferensi kasus yaitu kegiatan yang ditujukan untuk membantu memecahakan masalah yang dihadapi siswa melalui pertemuan antara berbagai pihak yang dipandang mengetahui dan dapat membantu masalah siswa seperti member bahan, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya masalah tersebut. 4. Kunjungan Rumah (Home Visit) yaitu kegiatan yang ditujukan untuk mengenal secara lebih lengkap kondisi kehidupan siswa di lingkungan rumahnya, sekaligus membangun kerjasama dengan orangtua dalam pemecahan masalah yang mungkin dihadapi siswa. 5. Alih tangan kasua (Referal) yaitu kegiatan yang ditujukan untuk membantu memecahkan masalah siswa dengan mengalih tangankan penanganan masalah sisiwa kepada pihak yang dipandang tepat. e) Keterkaitan Bidang, Layanan dan Kegiatan Pendukung Pemilahan bidang, layanan dan kegiatan pendukung dikarenakan disesuaikan dengan fungsi masing-masing. Bidang bimbingan merupakan lingkup program bimbingan dan konseling yang diberikan pada suatu sekolah. Layanan merupakan wujud nyata dari penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan. Sedangkan kegiatan pendukung merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendukung layanan yang diberikan oleh bimbingan dan konseling. Namun ketiga aspek ini berjalan beriringan dalam proses bimbingan dan konseling dalam melayani individu (peserta didik) f) Organisasi dan Administrasi Bimbingan dan Konseling Sekolah memerlukan pengorganisasian yang baik karena di dalamnya terdapat sejumlah petugas dengan bermacam-macam kegiatan. Sebagai bagian integral dalam proses pendidikan di sekolah, bimbingan dan konseling juga perlu pengorganisasian karena melibatkan para personil sekolah. Program bimbingan dan konseling mencakup bidang gerak yang sangat luas dan merupakan kegiatan professional yang harus diatur dalam mekanisme kerja sesuai aturan. g) Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Evaluasi program bimbingan dan konseling yaitu usaha menilai efesiensi dan efektivitas dari pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya kegiatan-kegiatan dalam rangka program bimbingan dan konseling yang dikelola oleh konselor bersama staf bimbingan dan konseling di sekolah. Kegiatan evaluasi dan monitoring dilakukan untuk mengetahui apakah layanan dan kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan rancangan yang disusun sebelumnya. Hambatan dari proses evaluasi tersebut antara lain : 1. Keterbatasan dana, waktu dan tenaga untuk melakukan evaluasi 2. Konselor merasa kurang mampu (kompeten) dalam melakukan evaluasi 3. Data tentang pengelolaan kegiatan bimbingan dan konseling tidak diadministrasikan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar