Jumat, 11 Mei 2012

Konselng Keluarga

Salah satu bentuk permasalahan yang dapat dibantu dengan konseling keluarga dapat diuraikan contoh kasus dan identifkas penyelesaannya. Klien adalah seorang wanita berusia 26 tahun yang telah menikah selama kurang lebih 6 bulan. Hubungan klien dengan suami tidak direstui oleh keluarga (orangtua). Klien sekarang tinggal di kota A bersama suami, sementara keluerga klien yang lain berada di luar kota. Masalah dialami klien setelah tahu suami berselingkuh. Suami klien sering bertindak kasar pada fisik klien. Klien ingin membalas dendam pada suami dengan berhubungan juga dengan pria lain. Berdasarkan penjajakan oleh konselor, klien tidak melayani sang suami secara baik, sering bertingkah laku egois, dan juga klien kurang dapat menghargai suaminya.

1. Konseling Psikoanalisis Klasik
Mekanisme pertahanan diri klien tinggi sehingga klien merasa apa yang ia lakukan adalah benar, suaminya lah yang salah. Adapun mekanisme pertahanan diri klien yaitu klien berfikir suaminya selingkuh bukan karena pelayanannya kepada suami yang tidak baik tetapi karena memang suaminya yang tidak setia.
Id, ego, superego tidak seimbang,. Id lebih dominan dibanding superego.
Pengontrolan id, ego, superego sehingga setiap sikap dan tingkah lakunya penih pertimbangan dan mengacu pada hak dan kewajibannya sebagai istri
2. - Mengontrol mekanisme pertahanan diri yang ditunjukkan klien sehingga klien merubah pandangan bahwa dialah yang benar sedangkan suaminya sebagai pihak yang bersalah
2 Konseling Ego 1. Ketiga fungsi ego klien tidak berjalan dengan baik yaitu impulse economics (tingkah laku klien tidak dapat diterima suami dengan cara merajuk), cognitive function (klien tidak menyesuaikan antara pendapatan suami dengan keinginannya), dan controlling function (klien tidak mau melayani suami karena perasaan marahnya).
2. Tingkah laku klien dipengaruhi oleh lingkungan sekitar tempat tinggal klien (mahasiswa) yang cenderung up to date 1. Memperbaiki fungsi ego klien sehingga kembali berjalan dengan baik
2. Mampu mengkondisikan diri sesuai dengan keadaan ekonomi
3 Konseling Psikologi Individual 1. Feeling of inveriority (foi) klien tinggi sehingga bertingkah laku tidak logis, misalnya untuk mengatasi kekurangan fisik klien terlalu sering ke salon padahal secara finansial tidak mencukupi kebutuhan ke salon itu
2. Life style klien yang terbentuk sebelum menikah tidak sesuai dengan kemampuan finansial setelah menikah, seperti sebelum menikah klien hidup dalam keluarga yang berkecukupan sehingga semua kebutuhan klien terpenuhi, sedangkan setelah menikah keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan bagi klien untuk bergaya hidup seperti dulu 1. Memperbaiki feeling of inveriority (foi) klien menjadi feeling of superiority
2. Mengubah Life style sesuaidengan keadaan sekarang, maksudnya klien tidak bergaya hidup mewah seperti sering ke salon ataupun pergi shopping.
4 Konseling Analisis Transaksional 1. Penempatan Ego State klien yang tidak sesuai, misalnya sering merajuk bila keinginan tidak dipenuhi oleh suami misalnya saat tidak dibelikan kosmetik oleh suami.
2. Structure hunger klien tidak seimbang, dimana withdrawal (menarik diri) klien lebih menonjol dibanding intimacy. Dalam hal ini karena suami tidak memenuhi keinginannya klien tidak melayani suami baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani. Di samping itu aspek activity klien juga lemah dimana seharusnya klien mempunyai kesempatan untuk memasak tapi klien lebih menghabiskan waktu untuk menonton televisi.
3. Position hunger lebih kepada “Saya Oke, Kamu Tidak Oke”
1. Memperbaiki fungsi serta pemunculan setiap Ego State klien sehingga pas sesuai dengan kondisi suasana yang berkembang
2. Menyeimbangkan Structure hunger sehingga sesuai dengan situasi dan kondisi keluarga. Misalnya aspek intimacy lebih ditonjolkan dengan klien bersikap lebih hangat kepada suami (menyambut suami jika pulang kerja)
3. Memperbaiki position hunger klien sehingga terbentuk “Saya Oke, Kamu Oke”

5 Konseling Self
1. Klien bertingkah laku Rigid (terlalu kaku), misalnya dalam hal kosmetik tidak bisa mengganti bedak dengan merk (harga) yang lebih terjangkau oleh pendapatan suami
2. Kecemasan atau ketegangan terus-menerus, misalnya selalu memikirkan suami yang selingkuh
3. Menolak situasi baru, yaitu menolak keadaan pendapatan suami yang sekarang masih kurang
4. Menolak untuk menyadari pengalaman-pengalamannya sendiri
5. Tingkah laku klien sering tidak rasional
6. Tidak mampu mengontrol dirinya sendiri 1. Memperbaiki tingkah laku klien menjadi lebih luwes
2. Membuat klien memiliki self actualization dengan menghilangkan hambatan-hambatannya
6 Konseling Gestalt
1. Tidak ada keseimbangan antara self image dan self, misalnya klien suka membeli barang atas dasar keinginan bukan kebutuhannya ataupun kebutuhan keluarga
2. Kepribadiannya kaku, misalnya kebiasaan sewaktu dalam kehidupan dalam keluarga yang dulu tidak disesuaikan dengan kehidupan berkeluarganya yang sekarang
3. Unfinished Business (ketidaktuntasan pekerjaan oleh klien), misalnya seharusnya klien berkesempatan menyetrika atau mencuci pakaian tapi klien tidak dilakukannya 1. Menyeimbangkan antara self image dan self, bahwasanya jika klien ingin membeli barang maka disesuaikan dengan kebutuhan bukan hanya berdasarkan keinginan
2. Memperbaiki kepribadian klien menjadi lebih luwes, yaitu memahami kondisi keuangan keluarga, tidak terlalu menuntut.
3. Membentuk konsep finished business dalam diri klien serta mampu mengatur diri sendiri, misalnya tidak menunda-nunda pekerjaan yang bisa dilakukan pada waktu tersebut.

7 Konseling Behavioral
1. 1. Ketidaksesuaian antara tingkah laku klien dengan kehidupan keluarga khususnya sebagai istri
2. Munculnya tingkah laku klien yang memberontak akibat ketidak puasan yang diperolehnya. Tingkah laku tersebut tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku
3. Self Reinforcement dari diri sendiri rendah
4. Pola hubungan interpersonal terganggu
5. Tingkah laku penyesuaian rendah 1. Klien mengupayakan sikap lebih memahami suami
2. Klien menerima kondisi rumah tangga sekarang
3. Mampu memberikan Self Reinforcement kepada diri sendiri
4. Pola hubungan interpersonal dan tingkah laku penyesuaian diperbaharui

8 Konseling Realitas 1. Klien tidak real, not right and not responsibility yaitu klien tidak melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri yang baik sehingga suami mencari perhatian di luar
2. Berkembangnya failure identity, bukannya succes identity 1. Mengubah pola pikir klien menjadi real
2. Berkembangnya succes identity
3. Bertingkah laku sesuai dengan Right, Responsibility, and Reality

9 Konseling Rasional Emotif
• Klien tidak rasional (muncul irrasional belief ) misalnya berfikiran suami selingkuh karena tidak cinta lagi kepada klien, di samping itu klien ingin diperhatikan tetapi ia tidak memperhatikan suaminya, klien bergaya hidup mewah sementara pendapatan minim • Merasionalkan pikiran klien sehingga irrasional beliefnya dapat diminimalisir. Melalui penjelasan bahwa jika klien ingin mendapatkan perhatian dari suami maka ia juga harus memberikan perhatian yang lebih kepada suami
10 Konseling Pancawaskita • Terganggunya aspek Pancadaya, Masidu dan Likuladu klien • Membina ke arah optimalisasi Pancadaya, Masidu dan Likuladu klien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar