Rabu, 02 Mei 2012

TERAPI KONSELING GESTALT

TERAPI GESTALT Terapi Gestalt dikembangkan oleh Frederick Perls berpijak pada indivvidu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi, karena terapi Gestalt berfokus pada apa dan bagaimana-nya tingkah laku, dan pengalaman disini-dan-sekarang dengan memadukan bagian kepribadian yang terpecah dan tak diketahui. A. KONSEP-KONSEP UTAMA 1. Pandangan tentang sifat manusia Dalam terapinya, pendekatan gestalt berfokus pada pemulihan kesadaran serta pada pemaduan polaritas dan dikotomi dalam diri. Pandangan Gestalt adalah individu sanggup memikul tanggungjawab pribadi dan sepenuhnya sebagai pribadi yang terpadu. 2. Saat Sekarang Menurut perls, jika individu-individu memyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terpaku pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan dalam memikirkan masa depan dihantui oleh “pengharapan katastrofik berbagai hal buruk yang akan terjadi oleh pengharapan anastrofil berbagai hal menakjubkan yang akan timbul” (perls,1969a, hlm.30). mereka menutup kesenjangan saat sekarang dan hari kemudian dengan resolusi-resolusi, rencana-rencana, dan visi-visi alih-alih hidup pada saat sekarang. Untuk membantu konseli membuat kontak saat ini, konselor lebih suka mengajukan pertanyaan “apa” dan “bagaimana”. Menurut Perls pertanyaan “mengapa” yang dilontarkan konseli mengarah pada pemikiran yang tak berkesudahan tentang masa lampau dan membangkitkan penolakan masa kini. Mereka terperangkap dalam pusaran resolusi dan merasionalisasi keadaan setengah mati yang mereka jalani. 3. Urusan yang Tak Selesai Mencakup perasaan tak terungkap yang diasosiasikan dengan ingatan dan fantasi tertentu yang tetap tinggal pada latarbelakang dan dibawa hingga sekarang. Menurut perls pengungkapan rasa sesal merupakan suatu keharusan. Rasa sesal yang tidak terungkapkan seringkali berubah menjadi perasaan berdosa. B. PROSES TERAPEUTIK 1. Tujuan-tujuan terapi Menurut Perls (1969a, hlm.29), sasaran terapi adalah menjadikan pasien tidak bergantung pada orang lain, menjadikan pasien bisa melakukan banyak hal daripada yang dia kira. Tujuan terapi adalah membantu konseli agar menjalani hidup lebih penuh, kemudian membantu konseli untuk menemukan pusat dirinya. Sasaran utama terapi gestalt adalah pencapaian kesadaran. 2. Fungsi dan Peran Terapis Teapi Gestalt fokus pada perasaan konseli, kesadaran atas saat sekarang, pesan-pesan tubuh, dan penghambat kesadaran. Tugas terapis membantu konseli melaksanakan peralihan dari dukungan eksternal pada dukungan internal dengan menentukan letak jalan buntu serta membantu konseli menembus jalan buntu. Salah satu fungsi penting yang harus diperhatikan terapis adalah memberi perhahtian pada bahasa tubuh konselinya. 3. Pengalaman konseli dalam terapi Konseli harus aktif dalam konseling terapi Gestalt ini. Terapis mengonfrontasikan konselinya dengan cara-cara mereka saat ini yang menghindari tanggung jawab mereka serta meminta mereka agar mebuat keputusan kelanjutan terapi, tentang apa yang ingin mereka pelajari dari terapi dan bagaimana mereka menggunakan waktu terapinya. Konseli dalam terapi Gestalt adalah partisipan-partisipan aktif yang membuat penafsiran dan maknanya sendiri. Merekalah yang mencapai peningkatan kesadaran dan menentukan apa yang akan dan tidak akan dilakukan dalam proses belajarnya. 4. Hubungan antara Terapis dan Konseli Terapis secara aktif berbagi persepsi-persepsi dan pengalaman-pengalaman saat sekarang ketika dia menghadapi konseli disini dan sekarang. Disamping itu terapis memberi umpan balik, berkaitan dengan apa yang dilakukan konseli melalui tubuhnya. Umpan balik memberi alat pada konseli untuk mengembangkan kesadaran atas yang mereka lakukan. Terapis menghadapi konseli dengan reaksi jujur dan menentang manipulasi konseli tanpa menolak konseli sebagai pribadi. Terapis bersama konseli mengeksplorasi ketakutan-ketakutan, pengharapan-pengharapan katastrofik, penghambatan-penghambatan dan penolakan-penolakan konseli. C. PENERAPAN: TEKNIK-TEKNIK DAN PROSEDUR TERAPEUTIK Teknik-teknk Terapi Gestalt Permainan Dialog Terapis Gestalt menaruh perhatian besar bagi pemisahan antara “top dog” dan “underdog”. Top dog itu adil,otoriter,moralistik,menuntut,berlaku sabagai majikan dan manipulatif. “Orang tua yang kritis” mengusik dengan kata-kata “harus” dan “sewajibnya”. Sedangkan underdog memainkan peran sebagai korban, defensif, membela diri,tak berdaya,lemah dan tak berkekuasaan. Top dog dan underdog terlibat dalam pertarungan sengit untuk memperoleh kendali. Teknik kursi kosong Teknik kursi kosong adalah salah satu cara mengajak konseli mengeksternalisasi introyeksinya. Dalam teknik ini dua kursi diletakkan ditengah ruangan. Konseli disuruh duduk pada salah satu kursi yang memerankan topdog kemudian pindah kekursi lain sebagai underdog. Melalui teknik ini introyeksi muncul kepermukaan dan konseli mengalami konflik secara penuh. Konflik bisa diselesaikan melalui penerimaan dan integrasi kedua sisi kepribadian konseli. Penerapan dalam terapi Individual dan Kelompok Terapi individual dilaksanakan dalam bentuk kurang murni, ditandai dialog antara konseli dengan terapis. Polster dan Polster (1973) dan Kempler (1973) menghimbau agar terapis aktif, membuka diri, dan melibatkan pendekatan manusiawi.Terapi kelompok memberi kebebasan yang lebih besar untuk berinteraksi secara spontan, dan terapis bisa merangsang interaksi antar anggota. D. Penerapan di Sekolah: Proses Belajar-mengajar Brown (1971) memperlihatkan cara penerapan pendekatan Gestalt pada situasi belajar-mengajar yang menghasilkan perubahan tingkah laku positif pada siswa dan menunjukkan penerapan gestalt tidak hanya membuat siswa menjadi lebih baik, tetapi juga membantu mereka memperluas hubungan antarmanusianya. Sumber rujukan: Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar