Selasa, 24 April 2012

proses dasar dalam kelompok - dinamika kelompok

PROSES DASAR DALAM KELOMPOK Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Perkembangan sebuah kelompok selalu berbeda satu dengan yang lainnya. Namun demikian, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah kelompok. Di bawah ini merupakan Proses Dasar dalam kelompok: I. TAHAP FORMING A. Pandangan Psikoanalisis Menurut Freud orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu. Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu: 1. Identifikasi Energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya yaitu EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat, kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development. 2. Transferen Bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya. B. Pandangan Sosiobiologi Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis. Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusioner dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesan reproduksi. C. Pandangan Proses Pembandingan Sosial Leon Festinger (1950, 1954) : orang membutuhkan orang lain karena mereka membutuhkan informasi tentang diri mereka, lingkungan mereka dan kebutuhan akan informasi. Hal ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan sikap mereka, apakah benar, valid,atau sesuai. D. Pandangan Pertukaran Sosial Model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan reward dan cost. Prinsip pandangan pertukaran sosial yaitu minimax principle : berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar besarnya dan mengurangi cost yang sekecil-kecilnya. II. TAHAP STORMING : KONFLIK DALAM KELOMPOK Dalam tahap storming terjadi munculnya disagreement, pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan. Tahap-tahap perkembangan konflik: 1. Disagreement Agar tidak terjadi perbedaan pendapat, perlu segera diindentifikasi disagreementnya:  apakah benar-benar ada atau sekedar kesalah pahaman  apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri  jika benar-benar ada dan menyangkut beberapa faktor situasional minor 2. Confrontation Confrontation adalah dua orang atau lebih saling bertentangan (verbal attack). Diakhir tahap ini, tingkat koalisi anggota sub kelompok dalam kelompok menjadikan anggotanya terpolarisasi membentuk blok-blok. 3. Escalation Pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik yang menimbulkan ketidak percayaan (distrust), frustasi dan resiprositas negatif. 4. Deescalation Anggota kelompok mulai menyadari terbuangnya waktu dan energi secara sia-sia akibat berdebat. Sehingga Konflik anggota mulai berkurang atau menurun. Mekanisme pengolahan konflik: a. Negosiasi : setiap orang akan mendapatkan keuntungan berdasarkan situasi. - distributive issues: Negosiasi berhasil, satu pihak senang, pihak yang lain mengikuti karena pihak yang gembira itu memiliki kekuatan. - integrative issues : Negosiasi berhasil, kedua pihak merasa senang (win win solution) b. Membangun kepercayaan : Mengkomunikasikan keinginan individu secara hati-hati dan harus konsisten antara pembicaraan dengan perilaku sehari-hari. 5. Conflict Resolution Setiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas akan hasilnya. Penyebab konflik : 1. Interdepence Tidak semua interdependence menyebabkan konflik, jika: a. ada kerjasama antar anggota dalam interdepence shg konflik menurun b. ada kompetisi antar anggota dalam interdepence shg konflik semakin tinggi 2. Influence stategies Strategi-strategi untuk mempengaruhi orang lain, ancaman, hukuman dan negatif reinforcement sehingga meningkatkan konflik 3. Misunderstanding dan misperception. III. TAHAP NORMING : PEMBENTUKAN STRUKTUR KELOMPOK 1. Peran (role) Peran (role) merupakan perilaku yang biasanya ditampilkan orang sebagai anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan perilaku orang dalam posisi yang bervariasi dalam kelompok. Konflik peran : interrole : konflik antara 2 atau lebih peran yang dijalani oleh 1 orang intrarole : konflik antara peran 1 orang dengan peran orang lain 2. Norma (norm) Norma (norm) merupakan aturan-aturan yang menggambarkan tindakan tindakan yang seharusnya diambil oleh anggota kelompok. 3. Hubungan antar anggota, misalnya otoritas, hubungan ketertarikan, hubungan komunikasi. IV. TAHAP PERFORMING : BEKERJA BERSAMA DALAM KELOMPOK 1. Norman Triplett (1897) tentang fasilitasi sosial yaitu situasi dimana kehadiran orang lain akan mempengaruhi kinerja seseorang. A. Coaction Paradigm Beberapa orang melakukan tugas dan ditempat yang sama, tetapi tidak saling berinteraksi, misalnya: ujian dikelas B. Audience Paradigm (passive spectators) Kehadiran orang lain justru menghambat kinerja, misalnya: menghapal pelajaran ditengah orang banyak. 2. Penelitian Robert Zajonc:  Respon dominan Fasilitasi sosial yang ada meningkatkan kinerja seseorang, maka respon dominan itu sesuai  Respon nondominan Fasilitasi sosial yang ada menurunkan kinerja seseorang, maka respon dominan itu tidak sesuai Penyebab fasilitasi sosial: 1. adanya dorongan 2. kekhawatiran akan penilaian (evaluasi) orang lain 3. distraksi (perhatian yang terpecah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar