Minggu, 03 Juni 2012

HUBUNGAN KELUARGA DG KESEHATAN MENTAL

HUBUNGAN KELUARGA DG KESEHATAN MENTAL PENGERTIAN KELUARGA “Kelompok keluarga apapun berhubungan satu dengan lain secara biologis, emosi, atau hukum.” (Pequegnat & Bray, 1997) TUJUAN MEMPELAJARI KELUARGA 1.Keluarga merupakan unit hubungan yang paling dasar dan merupakan lingkungan sosial yang erat dalam masyarakat. 2. Keluarga merupakan sumber utama dalam kepercayaan kesehatan, tingkah laku yang berhubungan dengan kesehatan, stress, dan penyokong emosi. 3.Keluarga mempunyai pengaruh utama dalam kesehatan fisik dan mental tiap anggota keluarga (Doherty & Champbell, 1998) 4. Mengerti bagaimana pengaruh kesehatan dalam keluarga akan membantu dokter dalam bekerja lebih efektif terhadap pasien dan keluarga. 5. Spesialis kedokteran keluarga adalah pekerjaan yang unik dengan penekanan pada perawatan kesehatan di atas siklus kehidupan Keluarga dengan kepaduan tinggi vs kepaduan rendah 1. Kepaduan tinggi=”pengekangan”=overproteksi,terlalu keras, pencegahan konflik 2. Kepaduan rendah=”tidak terikat”=tidak ada perbedaan dalam hal yang berkaitan dengan orang tua, tanpa sosok ayah, kondisi hidup yang buruk, konflik keluarga yang terus-menerus Tekanan stres dan Kesehatan Keluarga A. Skala Kejadian Hidup (Holmes & Rahe, 1967) 1. 10 dari 15 kejadian yang paling membuat stres adalah kejadian keluarg 2. Studi prospektif dan retrospectif yang memakai skala ini menunjukkan bahwa dalam peningkatan kejadian stres dalam hidup mendahului perkembangan perluasan jangkauan dari penyakit-penyakit yang berbeda. 3. Penelitian dalam bidang psikoimunologi terlihat bahwa stres dapat menurunkan imunitas dan membuat individu lebih mudah terkena penyakit- penyakit yang berbeda, termasuk infeksi Pengaruh perceraian yang kuat terhadap keluarga 1. Pengaruh kuat yang utama dalam kesehatan dan keadaan yang baik dari semua anggota keluarga 2. Pengaruh hubungan orang tua-anak, latihan mengasuh dan keefektifan, konflik keluarga, pendapatan keluarga dan tempat tinggal, memperpanjang hubungan keluarga, dan hubungan sebaya dan sosial. 3. Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa dinikahi dihubungkan dengan penghasilan yang lebih baik, menyeluruh, dan masalah kesehatan yang lebih sedikit dibandingkan diceraikan atau sendiri (Somers, 1979) a. Bagaimanapun juga, anak-anak mungkin lebih stabil, tempat tinggal perceraian lebih baik daripada dalam keadaan tidak bahagia, konflik yang tinggi, rumah yang utuh (Hetherington, et al., 1978 e. Berdasarkan “periode pertimbangan yang mendalam” sebelum berpisah, dokter dapat mempromosikan metode kesehatan menghadapi stres, mengajarkan orang tua bagaimana berhubungan dengan anak-anak mereka yang memaksimalkan yang dihadapi, dan menyesuaikan penyerahan untuk bimbingan jika diperlukan. f. Penilaian awal, campur tangan, dan, jika dibutuhkan, penyerahan bimbingan dapat mencegah kesulitan dalam perpisahan perkawinan dan perceraian. Reaksi orang dewasa terhadap perceraian 1. Tahun pertama setelah perceraian mempunyai tingkat stres yang tinggi. 2. Para laki-laki dan para wanita sering melaporkan penurunan harga diri,kehilangan kontrol,kesendirian,dan keterisolasian. 3. Sering mengunjungi dokter berkaitan dengan pemenuhan kelelahan, gejala somatis lainnya dan gejala depresi Gangguan kesehatan adalah peramal sosiodemografi tunggal paling kuat pada penyakit fisik yang berkaitan dengan stres. 1) Individu yang terpisah memiliki lebih dari 30% penyakit-penyakit akut 2) Laki-laki yang bercerai meningkatkan rata-rata bunuh diri dan menjadi korban kekerasan. 3) Fungsi imunitas berkurang (Kiecolt-Glaser, et al., 1987 Pengaruh perceraian pada anak-anak Pengaruh yang bermacam-macam tergantung oleh jumlah faktor termasuk: 1) Jenis kelamin anak-anak, umur anak- anak, jangka waktu sejak perceraian,hubungan keluarga setelah perceraian,dan faktor-faktor sosioekonomi (Bray, et al.,1999) 2) Biasanya lebih sulit untuk anak-anak laki-laki daripada anak-anak perempuan yang dapat berlangsung selama 4-7 tahun setelah perceraian, terutama jika penjagaan ibu yang tinggal sendiri. 3). Anak-anak di bawah 3 tahun mengalami kemunduran dalam tingkah laku (ngompol),umur 4-6 tahun mengalami kemunduran, menjadi anak yang merengek dan nempel terus dengan orang tuanya, umur 6- 10 tahun sedih dan kecewa dan merasa bertanggung jawab terhadap perceraian dan mempunyai khayalan-khayalan, umur 12-18 bereaksi dengan cara marah, kebencian, dan permusuhan dan biasanya tidak menyalahkan diri sendiri dalam hal perceraian. 4) Membutuhkan 2 tahun untuk penyesuaian dan kestabilan untuk kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar